Seorang kawan bermain ketika kami masih kecil bertanya: kalau kita nanti berada di surga, apakah kita bisa membangun istana yang besar? Rumah yang indah? Yang didalamnya ada kolam renangnya. dsb.
Begitulah pertanyaan anak-anak sewaktu saya masih kecil. Suatu saat saya membuka-buka kitab al-Qur'an, dan bertemu dengan ayat-ayat yang menceritakan tentang keberadaan surga, saja jadi teringat kembali pada masa-masa itu.
Surga dan Neraka, adalah dua buah tempat yang merupakan 'hadiah' dari Allah Swt. Surga itu diberikan kepada manusia atas prestasi yang telah dikerjakannya ketika mereka hidup di dunia.
Surga diberikan kepada mereka yang sukses dalam hidupnya. Sebab mereka telah berhasil menjalankan tugas kemanusiaannya sesuai dengan konsep keilahian yang sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta.
Sementara Neraka ditimpakan kepada mereka yang gagal dalam menjalankan tugas sebagai manusia. Orang-orang ini tidak mau menuruti kehendak Sang Maha Pencipta. Mereka disuruh mengabdi tetapi mereka ingkar. Mereka disuruh berbakti tetapi mereka tak mau mengerjakannya. Mereka disuruh berbuat baik kepada sesama manusia, tetapi mereka justru mencelakakan saudaranya. Mereka disuruh saling mencintai, tetapi mereka saling membenci. Maka nerakalah ‘hadiah’ baginya. Yaitu tempat penyiksaan yang sangat menggiriskan akibat dari dosa-dosa yang mereka lakukan.
Sekedar untuk ilustrasi, kiranya perlu manusia untuk mengetahui. Sebenarnya seberapa indah surga yang telah dijanjikan kepada mereka yang berbuat kebajikan, dan seberapa mengerikan neraka yang akan ditimpakan kepada mereka yang ingkar.
Berapakah kira-kira luas surga? Tentu ilmu pengetahuan amat sangat terbatas untuk dapat mengukurnya. Tetapi ada ayat yang sangat menarik berkaitan dengan hal ini, yaitu Firman Allah Swt pada Surat Ali 'Imran ayat : 133 dan surat Al-Hadiid ayat : 21.
QS. Ali Imran: 133
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu, dan kepada Syurga yang luasnya SELUAS LANGIT dan BUMI, yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
QS. Al-Hadiid : 21
Berlomba-lombalah kamu sekalian untuk mendapatkan ampunan Tuhanmu dan syurga yang luasnya SELUAS LANGIT dan BUMI yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya
Subhaanallah, Surga itu luasnya seluas langit dan bumi? Berapakah luasnya langit dan bumi itu? Bisakah ilmu pengetahuan mengukurnya? Surga begitu luasnya, sementara penduduk bumi kita hanya lima milyar orang. Andaikata semua orang yang ada di bumi ini masuk surga, maka sungguh surga masih 'sepi' dan `kosong' dari penghuninya.
Baiklah, sekedar untuk berhitung dan yang penting adalah untuk menambah keimanan kita akan kebesaran Allah Swt, mari kita mencoba mengukurnya. Berdasarkan informasi dari Al-qur'an. Bahwa langit ini dicipta oleh Allah Swt sebanyak TUJUH lapis.
Pernyataan ini didukung paling tidak oleh delapan buah ayat al-qur'an yaitu
1. Al-Isra' : 44
2. Al-Mukminuun : 17
3. Al-Mukminuun : 86
4. Al-Mulk : 3
5. Al-Baqarah : 29
6. At-Thalaq : 12
7. Nuh : 15
8. An-Naba' : 12
QS. Al-Isra' : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Langit diciptakan oleh Sang Pencipta sebanyak tujuh lapis, sementara untuk langit terdekat saja manusia sudah 'takluk' tidak dapat membayangkan. Maka bumi sungguh menjadi debu jika dibandingkan dengan luasnya surga. Demikian pula keindahan bumi beserta isinya, sungguh amat sangat tidak sepadan jika dibandingkan dengan keindahan Surga.
Benarlah kata sebuah hadits Qudsi yang menyatakan bahwa, keindahan surga yang diberikan Allah kepada para hambaNya, belum pernah didengar telinga, belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terlintas di dalam hati....
Sekedar sebagai ilustrasi matematis, mari kita bayangkan berapa luasnya jagad raya l langit pertama itu. Garis tengah untuk langit pertama atau jagad raya ini diperkirakan sebesar 30 MilyarTahun Cahaya.
Berarti garis tengah jagad raya kita ini sepanjang : 30.000.000.000 X 360 X 24 X 60 X 60 X 300.000 km = 279.936.000.000.000.000.000.000 km. Ini bukan luasnya langit, tetapi hanya garis tengahnya saja.
Yang perlu diingat pula bahwa yang kita hitung ini masih luasnya langit terdekat saja. Belum lagi langit lapis ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam, dan yang ke tujuh. Yang kesemuanya itu jauh lebih besar dibanding langit pertama.
Lalu bisakah kita membayangkan luas surga? Bagaimana dengan keindahannya? Subhaanallah. Logika ilmu pengetahuan mungkin bakal terhenti, tinggal logika iman yang bisa mengukurnya.
Oh iya, satu lagi bahwa menurut ilmu pengetahuan, ternyata jagad raya ini tidak tetap, tetapi terus mengembang bertambah lama bertambah besar dan tentu juga bertambah luas. Menurut penelitian Stephen Hawking setiap satu milyar tahun jagad raya mengembang sekitar sepuluh sampai dengan lima belas persen.
Memang dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat menghitung secara matematis luasnya jagad raya ciptaan Allah, tetapi dengan ilmu pengetahuan kita bisa membayangkan bahwa betapa kecilnya diri manusia dihadapan Allah Swt. Sehingga, dengan ilmu pengetahuan kita bisa membayangkan, betapa ternyata keindahan surga tidak bisa dibayangkan."
Kita hanya bisa geleng kepala atau bahkan hanya bisa tertunduk dan bergidik giris membayangkan dahsyatnya langit pertama saja.
Surga memang luar biasa hebatnya. Luar biasa indahnya. Bahkan kita tidak bisa membayangkannya. Tetapi yang lebih menarik adalah ‘pernyatan sikap’ para sufi dan para wali Allah, yang mengatakan bahwa mereka tidak terpesona dengan surga yang tidak terbayangkan keindahannya itu. Sebab mereka lebih terpesona dan lebih cinta kepada Pencipta dan Pemilik Surga, yaitu Allah Swt.
Artinya keindahan Allah Swt, Kebesaran, dan kehebatannya, sungguh melebihi surga itu sendiri. Subhaanallah. Cuma kadang-kadang manusia 'terperangkap' dengan keindahan hadiahnya dan lupa kepada Dzat Yang Maha Pemberi hadiah.
Setelah kita berusaha menghitung luasnya 'areal' surga yang ternyata tidak bisa terhitung, mari kita mencoba menghitung kedalaman neraka. Berapa dalamnya neraka? Sekedar untuk ilustrasi, ada sebuah informasi yang menarik dari rasulullah saw, tentang kadalaman neraka. Suatu saat Abu Hurairah ra, mengatakan, ketika kami bersama rasulullah, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras, seperti benda yang jatuh menggelegar.
Nabi yang mulia mengatakan:
Tahukah kamu sekalian, suara apa itu? Kami menjawab: hanya Allah dan rasulNya sajalah yang lebih mengetahuinya. Nabi menjawab: itu tadi adalah suara dari sebuah batu yang dijatuhkan ke dalam jurang neraka, sejak tujuh puluh tahun yang lalu, baru sampai ke dasarnya ini tadi...
( HR. Muslim, dari Abu Hurairah )
Uih, sungguh luar biasa! Batu yang jatuh ke dalam jurang neraka lamanya sampai tujuh puluh tahun? Tentu dengan informasi kuantitaif dari rasul itu, meskipun sekedar ilustrasi, kita menjadi bisa menghitungnya. Berapakah kira-kira kedalaman jurang neraka.
Benda yang jatuh, secara ilmu fisika bisa dihitung jaraknya. Berdasarkan gravitasi yang berlaku. Jika gravitasi bumi kita ini adalah 9,8 m l detik, maka dengan mudah kita bisa menghitung jarak tempuh batu yang jatuh mengikuti rums 1/2 gt2. Jika jatuhnya ke bumi kita sbb:
Jarak tempuh batu selama 70 tahun adalah, 0,5 x [70X360X24X60X60] x [70X360X24X60X60] x 9,8 m = 23.228.686.172.160.000 m
= 23.228.686.172.160 km,
Bandingkan garis tengah bumi kita hanya: 12.756 km. Ini berarti, bahwa neraka memiliki kedalaman: 23.228.686.172.160 km /12.756 km
= 1.821.000.797.441,2 X Diameter Bumi Ini jika dipakai gravitasi 'bumi kita'.
Artinya bahwa, jika jurang neraka itu diukur berdasarkan gravitasi bumi kita, maka neraka memiliki kedalaman = 1.821.000.797.441,2 kali garis tengahnya bumi.
Atau jika kita menggali sebuah sumur, maka sumur itu akan mencapai kedalaman seperti yang kita hitung di atas. Apabila sumur itu menembus bumi berulang kali, sampai sebanyak 1.821.000.797.441,2 kali.
Dari sini saja kita sudah sulit membayangkan betapa dalamnya jurang neraka seperti yang diinformasikan oleh rasulullah saw tadi. Jadi jurang neraka itu sedalam: 1.821.000.797.441,2 kali 'tebal'nya bumi. Ah, betapa menggiriskan...!
Tetapi kedalaman itu, 'belum seberapa, sebab nanti di yaumil akhir, bumi kita ini akan diganti oleh bumi yang lain. Sehingga gravitasi yang dimaksud tentu bukan gaya gravitasi bumi kita ini. Tetapi gravitasi bumi baru, yang jauh lebih hebat dan lebih dahsyat kekuatan daya tariknya.
QS. Ibrahim 14 : 48
Ketika bumi ini diganti dengan bumi yang lain, begitu pula dengan langitnya, Mereka bermunculan dari kuburnya masing-masing menghadap kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa.
Jangankan dipakai ukuran bumi baru yang kita belum tahu gravitasinya. Andaikata dipakai ukuran gaya tariknya Black Hole 'saja, yg mempunyai perbandingan 1 : 100 Trilyun ( perbandingan ini telah dianalisis pada diskusi "Menikmati Keindahan Allah melalui logika dan tanda-tanda), maka kedalaman neraka menjadi sangat sangat menggiriskan
Secara matematis kedalaman itu menjadi : 23.228.686.172.160 km X 100.000.000.000.000 = 232.286.861.721.600.000.000.000.000 km
Nilai ini pun, belum bisa mewakili seberapa dalam neraka yang dipakai untuk menghukum manusia-manusia yang ingkar itu. Na'udzubillaahi min dzalik. Jadi berapa km dalamnya neraka?
Kita tidak tahu jawabnya, logika matematis kita tidak nyampe', kecuali hanya bisa beristighfar Astaghfirullaahal 'adziim...
Yang jelas, jika kita menggunakan konsep keseimbangan, dimana Allah memang selalu menggunakan ‘konsep seimbang' dalam mencipta makhlukNya. Maka kedalaman neraka juga seperti luasnya surga yang tidak bisa terdeteksi dengan ilmu pengetahuan. Sehingga kalau seseorang dimasukkan ke dalam neraka, jangan harap bisa bertemu dan 'beramai-ramai' dengan manusia lainnya.
Katakanlah lima milyar manusia masuk kedalam neraka, naudzubillahi mindzalik, maka setiap orang akan mengalami siksaan yang amat pedih dalam keadaan sendirian. Mengingat luasnya dan kedalamannya yang begitu tak terukur...
Jangankan manusia, bumi atau matahari, Bahkan galaksipun hanyalah sebutir debu. Maka benarlah kata rasulullah saw, andaikata dari dalam neraka yang dahsyat itu menerobos keluar apinya meskipun hanya sebesar lubang jarum saja, maka hancur binasalah bumi kita
Setelah kita membayangkan keindahan surga yang ternyata tidak bisa dibayangkan saking dahsyatnya, dan setelah kita berhitung matematis tentang kedalaman neraka, yang ternyata juga tidak bisa kita bayangkan betapa mengerikan kedalaman neraka itu,...
masihkah kita menjadi manusia yang tidak berbakti kepadaNya? Kalau belum, kapan kita akan berbakti?
kalau belum, kapan kita akan mengabdi secara total kepadaNya?
mulai kapan kita akan mohon ampunanNya? sudahkah kita siap, jika sewaktu-waktu harus menghadap kepadaNya?
Itulah serentetan pertanyaan untuk menggugah diri kita, dan sekaligus mengingatkan diri kita yang sering lupa. Sungguh menarik, pertanyaan sebuah syair, yang dibawakan oleh penyanyi kondang Crisye. “Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau menyembah padaNya. Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud padaNya...?”
Ya Allah, berilah kami kebaikan di atas dunia ini, dan berilah kami kebaikan di akhirat nanti, hindarkanlah kami dari siksaMu yang amat pedih...
Begitulah pertanyaan anak-anak sewaktu saya masih kecil. Suatu saat saya membuka-buka kitab al-Qur'an, dan bertemu dengan ayat-ayat yang menceritakan tentang keberadaan surga, saja jadi teringat kembali pada masa-masa itu.
Surga dan Neraka, adalah dua buah tempat yang merupakan 'hadiah' dari Allah Swt. Surga itu diberikan kepada manusia atas prestasi yang telah dikerjakannya ketika mereka hidup di dunia.
Surga diberikan kepada mereka yang sukses dalam hidupnya. Sebab mereka telah berhasil menjalankan tugas kemanusiaannya sesuai dengan konsep keilahian yang sudah ditetapkan oleh Sang Pencipta.
Sementara Neraka ditimpakan kepada mereka yang gagal dalam menjalankan tugas sebagai manusia. Orang-orang ini tidak mau menuruti kehendak Sang Maha Pencipta. Mereka disuruh mengabdi tetapi mereka ingkar. Mereka disuruh berbakti tetapi mereka tak mau mengerjakannya. Mereka disuruh berbuat baik kepada sesama manusia, tetapi mereka justru mencelakakan saudaranya. Mereka disuruh saling mencintai, tetapi mereka saling membenci. Maka nerakalah ‘hadiah’ baginya. Yaitu tempat penyiksaan yang sangat menggiriskan akibat dari dosa-dosa yang mereka lakukan.
Sekedar untuk ilustrasi, kiranya perlu manusia untuk mengetahui. Sebenarnya seberapa indah surga yang telah dijanjikan kepada mereka yang berbuat kebajikan, dan seberapa mengerikan neraka yang akan ditimpakan kepada mereka yang ingkar.
Berapakah kira-kira luas surga? Tentu ilmu pengetahuan amat sangat terbatas untuk dapat mengukurnya. Tetapi ada ayat yang sangat menarik berkaitan dengan hal ini, yaitu Firman Allah Swt pada Surat Ali 'Imran ayat : 133 dan surat Al-Hadiid ayat : 21.
QS. Ali Imran: 133
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu, dan kepada Syurga yang luasnya SELUAS LANGIT dan BUMI, yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
QS. Al-Hadiid : 21
Berlomba-lombalah kamu sekalian untuk mendapatkan ampunan Tuhanmu dan syurga yang luasnya SELUAS LANGIT dan BUMI yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya
Subhaanallah, Surga itu luasnya seluas langit dan bumi? Berapakah luasnya langit dan bumi itu? Bisakah ilmu pengetahuan mengukurnya? Surga begitu luasnya, sementara penduduk bumi kita hanya lima milyar orang. Andaikata semua orang yang ada di bumi ini masuk surga, maka sungguh surga masih 'sepi' dan `kosong' dari penghuninya.
Baiklah, sekedar untuk berhitung dan yang penting adalah untuk menambah keimanan kita akan kebesaran Allah Swt, mari kita mencoba mengukurnya. Berdasarkan informasi dari Al-qur'an. Bahwa langit ini dicipta oleh Allah Swt sebanyak TUJUH lapis.
Pernyataan ini didukung paling tidak oleh delapan buah ayat al-qur'an yaitu
1. Al-Isra' : 44
2. Al-Mukminuun : 17
3. Al-Mukminuun : 86
4. Al-Mulk : 3
5. Al-Baqarah : 29
6. At-Thalaq : 12
7. Nuh : 15
8. An-Naba' : 12
QS. Al-Isra' : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
Langit diciptakan oleh Sang Pencipta sebanyak tujuh lapis, sementara untuk langit terdekat saja manusia sudah 'takluk' tidak dapat membayangkan. Maka bumi sungguh menjadi debu jika dibandingkan dengan luasnya surga. Demikian pula keindahan bumi beserta isinya, sungguh amat sangat tidak sepadan jika dibandingkan dengan keindahan Surga.
Benarlah kata sebuah hadits Qudsi yang menyatakan bahwa, keindahan surga yang diberikan Allah kepada para hambaNya, belum pernah didengar telinga, belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah terlintas di dalam hati....
Sekedar sebagai ilustrasi matematis, mari kita bayangkan berapa luasnya jagad raya l langit pertama itu. Garis tengah untuk langit pertama atau jagad raya ini diperkirakan sebesar 30 MilyarTahun Cahaya.
Berarti garis tengah jagad raya kita ini sepanjang : 30.000.000.000 X 360 X 24 X 60 X 60 X 300.000 km = 279.936.000.000.000.000.000.000 km. Ini bukan luasnya langit, tetapi hanya garis tengahnya saja.
Yang perlu diingat pula bahwa yang kita hitung ini masih luasnya langit terdekat saja. Belum lagi langit lapis ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam, dan yang ke tujuh. Yang kesemuanya itu jauh lebih besar dibanding langit pertama.
Lalu bisakah kita membayangkan luas surga? Bagaimana dengan keindahannya? Subhaanallah. Logika ilmu pengetahuan mungkin bakal terhenti, tinggal logika iman yang bisa mengukurnya.
Oh iya, satu lagi bahwa menurut ilmu pengetahuan, ternyata jagad raya ini tidak tetap, tetapi terus mengembang bertambah lama bertambah besar dan tentu juga bertambah luas. Menurut penelitian Stephen Hawking setiap satu milyar tahun jagad raya mengembang sekitar sepuluh sampai dengan lima belas persen.
Memang dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat menghitung secara matematis luasnya jagad raya ciptaan Allah, tetapi dengan ilmu pengetahuan kita bisa membayangkan bahwa betapa kecilnya diri manusia dihadapan Allah Swt. Sehingga, dengan ilmu pengetahuan kita bisa membayangkan, betapa ternyata keindahan surga tidak bisa dibayangkan."
Kita hanya bisa geleng kepala atau bahkan hanya bisa tertunduk dan bergidik giris membayangkan dahsyatnya langit pertama saja.
Surga memang luar biasa hebatnya. Luar biasa indahnya. Bahkan kita tidak bisa membayangkannya. Tetapi yang lebih menarik adalah ‘pernyatan sikap’ para sufi dan para wali Allah, yang mengatakan bahwa mereka tidak terpesona dengan surga yang tidak terbayangkan keindahannya itu. Sebab mereka lebih terpesona dan lebih cinta kepada Pencipta dan Pemilik Surga, yaitu Allah Swt.
Artinya keindahan Allah Swt, Kebesaran, dan kehebatannya, sungguh melebihi surga itu sendiri. Subhaanallah. Cuma kadang-kadang manusia 'terperangkap' dengan keindahan hadiahnya dan lupa kepada Dzat Yang Maha Pemberi hadiah.
Setelah kita berusaha menghitung luasnya 'areal' surga yang ternyata tidak bisa terhitung, mari kita mencoba menghitung kedalaman neraka. Berapa dalamnya neraka? Sekedar untuk ilustrasi, ada sebuah informasi yang menarik dari rasulullah saw, tentang kadalaman neraka. Suatu saat Abu Hurairah ra, mengatakan, ketika kami bersama rasulullah, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras, seperti benda yang jatuh menggelegar.
Nabi yang mulia mengatakan:
Tahukah kamu sekalian, suara apa itu? Kami menjawab: hanya Allah dan rasulNya sajalah yang lebih mengetahuinya. Nabi menjawab: itu tadi adalah suara dari sebuah batu yang dijatuhkan ke dalam jurang neraka, sejak tujuh puluh tahun yang lalu, baru sampai ke dasarnya ini tadi...
( HR. Muslim, dari Abu Hurairah )
Uih, sungguh luar biasa! Batu yang jatuh ke dalam jurang neraka lamanya sampai tujuh puluh tahun? Tentu dengan informasi kuantitaif dari rasul itu, meskipun sekedar ilustrasi, kita menjadi bisa menghitungnya. Berapakah kira-kira kedalaman jurang neraka.
Benda yang jatuh, secara ilmu fisika bisa dihitung jaraknya. Berdasarkan gravitasi yang berlaku. Jika gravitasi bumi kita ini adalah 9,8 m l detik, maka dengan mudah kita bisa menghitung jarak tempuh batu yang jatuh mengikuti rums 1/2 gt2. Jika jatuhnya ke bumi kita sbb:
Jarak tempuh batu selama 70 tahun adalah, 0,5 x [70X360X24X60X60] x [70X360X24X60X60] x 9,8 m = 23.228.686.172.160.000 m
= 23.228.686.172.160 km,
Bandingkan garis tengah bumi kita hanya: 12.756 km. Ini berarti, bahwa neraka memiliki kedalaman: 23.228.686.172.160 km /12.756 km
= 1.821.000.797.441,2 X Diameter Bumi Ini jika dipakai gravitasi 'bumi kita'.
Artinya bahwa, jika jurang neraka itu diukur berdasarkan gravitasi bumi kita, maka neraka memiliki kedalaman = 1.821.000.797.441,2 kali garis tengahnya bumi.
Atau jika kita menggali sebuah sumur, maka sumur itu akan mencapai kedalaman seperti yang kita hitung di atas. Apabila sumur itu menembus bumi berulang kali, sampai sebanyak 1.821.000.797.441,2 kali.
Dari sini saja kita sudah sulit membayangkan betapa dalamnya jurang neraka seperti yang diinformasikan oleh rasulullah saw tadi. Jadi jurang neraka itu sedalam: 1.821.000.797.441,2 kali 'tebal'nya bumi. Ah, betapa menggiriskan...!
Tetapi kedalaman itu, 'belum seberapa, sebab nanti di yaumil akhir, bumi kita ini akan diganti oleh bumi yang lain. Sehingga gravitasi yang dimaksud tentu bukan gaya gravitasi bumi kita ini. Tetapi gravitasi bumi baru, yang jauh lebih hebat dan lebih dahsyat kekuatan daya tariknya.
QS. Ibrahim 14 : 48
Ketika bumi ini diganti dengan bumi yang lain, begitu pula dengan langitnya, Mereka bermunculan dari kuburnya masing-masing menghadap kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa.
Jangankan dipakai ukuran bumi baru yang kita belum tahu gravitasinya. Andaikata dipakai ukuran gaya tariknya Black Hole 'saja, yg mempunyai perbandingan 1 : 100 Trilyun ( perbandingan ini telah dianalisis pada diskusi "Menikmati Keindahan Allah melalui logika dan tanda-tanda), maka kedalaman neraka menjadi sangat sangat menggiriskan
Secara matematis kedalaman itu menjadi : 23.228.686.172.160 km X 100.000.000.000.000 = 232.286.861.721.600.000.000.000.000 km
Nilai ini pun, belum bisa mewakili seberapa dalam neraka yang dipakai untuk menghukum manusia-manusia yang ingkar itu. Na'udzubillaahi min dzalik. Jadi berapa km dalamnya neraka?
Kita tidak tahu jawabnya, logika matematis kita tidak nyampe', kecuali hanya bisa beristighfar Astaghfirullaahal 'adziim...
Yang jelas, jika kita menggunakan konsep keseimbangan, dimana Allah memang selalu menggunakan ‘konsep seimbang' dalam mencipta makhlukNya. Maka kedalaman neraka juga seperti luasnya surga yang tidak bisa terdeteksi dengan ilmu pengetahuan. Sehingga kalau seseorang dimasukkan ke dalam neraka, jangan harap bisa bertemu dan 'beramai-ramai' dengan manusia lainnya.
Katakanlah lima milyar manusia masuk kedalam neraka, naudzubillahi mindzalik, maka setiap orang akan mengalami siksaan yang amat pedih dalam keadaan sendirian. Mengingat luasnya dan kedalamannya yang begitu tak terukur...
Jangankan manusia, bumi atau matahari, Bahkan galaksipun hanyalah sebutir debu. Maka benarlah kata rasulullah saw, andaikata dari dalam neraka yang dahsyat itu menerobos keluar apinya meskipun hanya sebesar lubang jarum saja, maka hancur binasalah bumi kita
Setelah kita membayangkan keindahan surga yang ternyata tidak bisa dibayangkan saking dahsyatnya, dan setelah kita berhitung matematis tentang kedalaman neraka, yang ternyata juga tidak bisa kita bayangkan betapa mengerikan kedalaman neraka itu,...
masihkah kita menjadi manusia yang tidak berbakti kepadaNya? Kalau belum, kapan kita akan berbakti?
kalau belum, kapan kita akan mengabdi secara total kepadaNya?
mulai kapan kita akan mohon ampunanNya? sudahkah kita siap, jika sewaktu-waktu harus menghadap kepadaNya?
Itulah serentetan pertanyaan untuk menggugah diri kita, dan sekaligus mengingatkan diri kita yang sering lupa. Sungguh menarik, pertanyaan sebuah syair, yang dibawakan oleh penyanyi kondang Crisye. “Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau menyembah padaNya. Jika surga dan neraka tak pernah ada, masihkah kau sujud padaNya...?”
Ya Allah, berilah kami kebaikan di atas dunia ini, dan berilah kami kebaikan di akhirat nanti, hindarkanlah kami dari siksaMu yang amat pedih...
0 comments:
Post a Comment