Thursday, March 1, 2007

Pahala Sholat



Dalam konteks shalat, maka yang disebut pahala adalah jika shalat kita itu menghasilkan manfaat bagi kehidupan kita. Jika kita sudah menjalani shalat, tetapi belum menghasilkan manfaat bagi diri kita pribadi maupun lingkungan kita secara kolektif, maka sebenarnya shalat kita belum betul. Meskipun kita telah tertib mengikuti tatacara shalat yang diajarkan kepada kita.

Karena, shalat dalam pandangan ini dikatakan sudah benar jika sudah menghasilkan manfaat sesuai fungsinya. Apakah fungsi shalat kita? Di antaranya adalah untuk ‘mengingat Allah’ dan untuk ‘mencegah kita dari perbuatan keji dan munka’,

QS. Thahaa (20) : 14
“Sesungguhnya Aku Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikan sbalat untuk mengingatKu.”

QS. Al Ankabuut (29) : 45
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya sbalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (pahalanya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dua ayat tersebut di atas memberikan gambaran yang jelas kepada kita bahwa shalat kita itu dimaksudkan untuk selalu ingat kepada Allah. Dan dengan selalu ingat kepada Allah, maka kita akan terjauhkan dari perbuatan perbuatan yang keji dan munkar.

Kemudian Allah menegaskan bahwa mengingat Allah itu pahalanya sangatlah besar. Kenapa mengingat Allah punya pahala (manfaat) yang besar? Apakah karena Allah butuh untuk diingat-ingat oleh hambaNya? Bukan demikian. Seperti telah kita bahas di depan, bahwa orang yang selalu mengingat Allah hatinya akan menjadi tentram. Dengan demikian, tujuan utama dari shalat kita itu adalah dzikrullah, selalu ingat Allah.

Kalau memang demikian tujuannya, maka shalat kita dikatakan berhasil (berpahala bermanfaat) jika kita memperoleh 2 hal. Yaitu pertama, selalu merasa dekat dengan Allah, selama shalat maupun sesudah menjalani shalat. Sehingga, kita tidak memiliki rasa takut kepada apa pun, dan selalu merasa tentram. Yang kedua, kita merasa selalu dilihat oleh Allah dalam setiap langkah kehidupan kita, sehingga kita tidak berani melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar.

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila