Sunday, May 6, 2007

Antara Tharekat dan Keluarga

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya adalah pengikut Tarekat Qadiriyyah wan Naqshabandiyyah (PP Suralaya, Tasikmalaya) yang ingin sekali mencapai cita-cita tasawuf yaitu makrifatullah menyeluruh, termasuk suluk (jalan ke arah kesempurnaan batin), zuhud, dan memperbanyak zikir kepada Allah. Namun saya juga seorang ayah dua anak yang masih balita, sehingga sulit sekali mengatur waktu untuk kedua hal tersebut. Padahal dalam batin, saya tersiksa oleh kerinduan melihat Al-Haq, Allah (Swt). Mohon kiranya membantu memberikan jalan keluar sekaligus mendoakan saya agar Allah berkenan memakmurkan jasad, ruh, dan sirr (hal yang gaib dan tersembunyi) saya dalam ketaatan, mahabah (kasih sayang), makrifat, dan musyahadah (penyaksian). Mudah-mudahan Allah membalas kebaikan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Al-Faqir adh-Dhaif

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Insya Allah akan saya doakan, dan saya mendukung apa yang menjadi cita-cita Anda. Tapi perlu diingat, kewajiban, harapan, dan dambaan anda bukanlah untuk pribadi saja. Anak dan istri Anda adalah harapan dan kebanggaan di dunia sampai akhirat nanti. Beruntunglah seorang bapak atau kedua orangtua yang bisa mencetak putra-putrinya menjadi generasi yang utama, baik bagi umat Islam khususnya maupun bangsa pada umumnya. Sehingga mereka tidak akan memalukan kedua orangtuanya di hadapan Allah (Swt). Dan itu, saya kira, merupakan harapan semua orang.

Namun, tanpa didukung sarana yang berbentuk materi, mungkin keinginan Anda akan sedikit tersendat. Sebab, sarana itu pula yang akan menjadi sebab peningkatan diri kepada Allah (Swt), walaupun tidak harus terfokus ke sana. Seperti ketika kita ingin berhaji, atau membayar zakat, hal tersebut tentu tidak terlepas dari urusan dunia.

Maka, dalam menempuh dan menggapai cita-cita, pelihara dan pupuklah niat yang baik itu di dalam hati Anda. Jangan sampai niat yang baik itu tercampuri emosi atau nafsu. Dukunglah niat itu dengan pancaran kecintaan kita kepada Allah dan Rasulullah (saw), dan angkatlah sesuai dengan kemampuan kita, dari mana harus memulai. Jangan membebani dan memberatkan diri sendiri sebelum waktu kemampuan itu ada.

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila