Sunday, May 6, 2007

Apakah Wirid dan Doa Harus Dihafal

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kami ingin bertanya tentang ilmu, ijazah, dan barakah. Pertama, suatu saat ada seorang kiai mengatakan kepada saya, ilmu itu letaknya di dalam dada, Bukan di buku atau kitab. Artinya, sewaktu menjalankan wirid, harus di luar kepala, harus hafal. Kalau menjalankan atau mengamalkannya masih dengan membaca, berarti masih belum menguasai wirid tersebut.


Kedua, apabila kita diberi sebuah ijazah zikir oleh seorang kiai dan kita berikan kepada orang lain, apakah keberkahan wind tersebut akan pindah kepada orang yang kita beri ijazah itu? Diumpamakan, kita hanya menerima gelasnya, sedangkan isinya diambil oleh orang yang kita beri amalan tersebut. Apakah, meskipun kepada istri atau anak, kita tidak boleh memberikannya? Mohon penjelasan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Fahrurrozi

Jawaban:

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh. Jadikanlah ilmu itu berada di dalam dada (fi shudur), jangan jadikan ilmu itu sebatas tulisan (fis sutur). Jadikanlah ilmu itu disimpan mengukir, mewarnai di dalam hati. Jangan hanya menghiasi atau berada hanya di mulut atau menyimpan ilmu hanya di rak, lemari. Tapi jadikanlah kita ini bagaikan kitab-kitab yang sudah berjalan. Maksudnya, kalau ilmu kita letakkan di dalam sanubari, perilaku kehidupan kita selalu bagaikan kitab-kitab yang berjalan. Itu yang dimaksud sebetulnya. Masalah ijazah, tinggal bagaimana cara memetik pada waktu kita menerima ijazah. Kalau dari guru, ijazah itu boleh diberikan kepada siapa pun, lebih-lebih keluarga, tidak ada masalah. Yang menjadi persoalan bilamana tidak mendapatkan izin dari guru, karena akan mengurangi kedudukan barakahnya. Istilahnya, kurang garamnya.

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila