Sunday, May 6, 2007

Thoriqoh Yang Mu'tabaroh

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh. Pada suatu pengajian, guru saya, KH. Syeikh Abdul Jalil Thoyyib as-Said (Gus Jalil) di Kudus, menyatakan, tarekat itu ada yang muktabarah dan ada yang tidak. Setelah pengajian usai, saya memberanikan diri bertanya. Beliau menjawab, "Tanyalah pada ahlinya." Maka lewat surat ini saya ingin sekali mengetahuinya. Pertama, bagaimanakah yang muktabarah itu?

Pertanyaan selanjutnya, ada berapakah tarekat yang muktabarah? Wasalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh.

Azhari

Jawaban:

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Tarekat muktabarah yang ada di Indonesia ada sebanyak 43 buah, tetapi yang belum muktabarah banyak sekali. Antara yang muktabarah dan yang bukan muktabarah, muamalahnya hampir sama. Perbedaan antara yang muktabarah dan bukan muktabarah adalah dari sanadnya. Seperti kriteria Hadist, ada yang sahih, dhaif (lemah), dan ada pula yang maudhu' (palsu). Kalau yang muktabarah, sudah jelas keabsahannya dan kemutawatirannya, di atas sekadar sahih.

Sekadar mengembalikan ingatan, tarekat ialah ilmu untuk mengetahui hal ihwal nafsu dan sifat-sifatnya, mana yang tercela kemudian dijauhi dan ditinggalkan, dan mana yang terpuji kemudian diamalkan. Tarekat muktabarah adalah aliran tarekat yang memiliki sanad yang muttashil atau bersambung sampai kepada Rasulullah (saw). Beliau menerima dari Malaikat Jibril (as), dan Malaikat Jibril (as) menerimanya dari Allah (Swt). Adapun aliran-aliran tarekat yang dinilai muktabarah sebagai berikut:

(1) Abbasiyyah, (2) Maulawiyyah, (3) Akhbariyyah, (4) 'Alawiyyah, (5) Baerumiyyah, (6) Bakdasyiyyah, (7) Bakriyyah, (8) Bayumiyyah, (9) Buhuriyyah, (10) Dasuqiyyah, (11) Idrisiyyah, (12) Ghazaliyyah, (13) Haddadiyyah, (14) Hamzawiyah, (15) Idrisiyyah, (16) 'Idrusiyyah, (17) 'Isawiyyah, (18) Jalawiyyah, (19) Justiyyah, (20) Kalsyaniyyah, (21) Khadiriyyah, (22) Khalwatiyah, (23) Khalidiyyah wa an-Naqshabandiyyah, (24) Kubrawiyyah, (25) Madbuliyyah, (26) Malamiyyah, (27) Zainiyyah, (28) Qadiriyyah wa an-Naqshabandiyyah,
(29) Rifa'iyyah, (30) Rumiyyah, (31) Sa'diyyah, (32) Sammaniyyah, (33) Sumbuliyyah, (34) Sya'baniyyah, (35) Syadzaliyah, (36) Syattariyyah, (37) Syuhrawiyyah, (38) Tijaniyyah, (39) 'Umariyyah, (40) 'Usyaqiyyah, (41) 'Utsmaniyyah, (42) Uwaisiyyah, dan (43) Ahmadiyyah (bukan aliran Ahmadiyah).

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila