Sunday, August 30, 2009

KEMAJUAN ATAU KEMUNDURAN?

Dua hari lalu aku sempat membaca sebuah artikel di surat kabar tentang transplantasi DNA demi mendapatkan keturunan yang sehat. Jadi misal ada ibu A yang memiliki penyakit turunan, katakanlah diabetes. Ibu A dan Bapak B (yang sehat) ingin memiliki anak, tapi takut si anak akan menderita diabetes juga. Maka, mereka mencari donor, katakanlah ibu C yang sehat walafiat. Nantinya, DNA yang sehat (hanya diambil yang sehat) dari ibu A ditransplantasikan ke sel telur induk ibu C, yang lalu dibuahi dengan sperma dari bapak B. Ruwet ya?

Bukan teknologi yang masih diujicobakan pada monyet itu yang ingin aku bahas, namun dari segi moralnya. Memang alasan riset tersebut adalah untuk memperbaiki hidup manusia. Bayangkan, kalau riset itu berhasil, berapa bayi yang akan lahir dengan sehat? Tentu itu terobosan baru di bidang kesehatan, dan mungkin menurunkan angka kematian. Tapi bagaimana dengan tanggung jawab moral manusia kepada Tuhan?

Tuhan adalah Sang Pemilik dan Pencipta kehidupan. Kita manusia adalah ciptaanNya. Sebagai orang tua, kita tak bisa me-request kepada Tuhan, kita mau dapet anak yang ganteng, kulitnya putih, sehat, dsb. Sebagai manusia kita cuma bisa berpasrah padaNya. Ia akan memberikan anak bagi si orang tua, dan orang tua harus dapat menerima, mencintai dan membesarkannya, apapun keadaannya. Di sini tampak jelas ke-Maha Kuasaan Tuhan sebagai Sang Pencipta, dan peran kita sebagai manusia, ciptaanNya.

Nah, kalau tiba-tiba saja manusia bisa menciptakan manusia lain dengan kloning, atau mengatur supaya si jabang bayi lahirnya begini-begitu, bukankah berarti kita sebagai manusia sudah melangkahi Tuhan? Merasa lebih pintar dari Tuhan? Lama-lama, mungkin manusia akan berpikir, ahh..buat apa menyembah Tuhan? Untuk membikin anak aja saya sudah lebih pintar dari Tuhan. ‘Hasil’nya lebih sempurna dari bikinan Tuhan!....

Oo...alangkah mengerikannya apabila saat itu tiba! Makanya, aku sama sekali tidak setuju apalagi kagum pada teknologi kloning atau transplantasi DNA ini. Manusia boleh-boleh saja bermimpi, lalu berjuang menggapai impian yang lebih tinggi. Tapi, jangan sampai kebablasan. Kita harusnya tetap ingat bahwa Tuhanlah yang empunya kita. Kita ini cuma segelintir kecil makhluk ciptaanNya. Kita tak bisa apa-apa tanpaNya.

Teknologi memang berarti kemajuan, namun teknologi yang mau melampaui Tuhan, itu adalah kemunduran!

Itu pendapatku, bagaimana menurut teman-teman?

Ditulis oleh: Fanda

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila