- Install Open SuSE 10.2.
- Buat Catatan Mengenai Beberapa Setting
Jika menggunakan distro linux lain tidak masalah. Mungkin ada beberapa perintah yang perlu disesuaikan.
Misalnya, nama domain yang akan digunakan. Dalam contoh ini saya menggunakan vavai.co.id. Jika perusahaan sudah memiliki PDC Windows Server yang sudah berjalan, cara paling aman adalah membuat domain baru yang mirip. Dalam kasus yang saya simulasikan kali ini, domain sebelumnya menggunakan vavai.com.
Pada dasarnya, hal ini untuk menghindari kemungkinan kalahnya Server Windows dalam memperebutkan posisi Primary Domain Controller melawan Server Linux yang baru kita buat. Takutnya, kita belum selesai melakukan setup server, ternyata Server Linux sudah mengumumkan dirinya sebagai PDC dan langsung meminta Windows Server berhenti berkuasa sebelum waktunya, hehehe...
Setting untuk memenangkan status sebagai PDC ada pada smb.conf yang akan kita konfigurasikan.
Contoh lain adalah untuk nama User Administrator (misalnya root password) dan lain sebagainya. Ini untuk menghindari gagalnya server Linux sewaktu disetup hanya gara-gara hal konyol 'kelupaan password'
LANGKAH-LANGKAH
- Install Komponen Samba
- Edit smb.conf
Komponen Samba Server dapat diinstall melalui YAST. Ketik saja "Samba" pada kotak pencarian, kemudian install komponen yang diperlukan.
OpenSuSE secara default meneyimpan setting samba pada /etc/samba. Buka file /etc/samba/smb.conf dengan text editor dan replace isinya dengan setting sebagai berikut:
[global]
log file = /var/log/samba/log.%L
socket options = TCP_NODELAY IPTOS_LOWDELAY SO_SNDBUF=8192 SO_RCVBUF=8129
admin users = root
domain master = yes
time server = yes
logon home = \%L\profiles%u
netbios name = server
writeable = yes
usershare max shares = 100
server string = Server Utama - Samba %v on %L
invalid users = bin,daemon,sys,man,postfix,mail,ftp
workgroup = vavai.co.id
logon path = \%L\profiles%u
os level = 65
create mode = 777
add machine script = /usr/bin/useradd -d /dev/null -g samba-clients -s /bin/false -M %u
preferred master = yes
directory mode = 777
log level = 2
domain logons = yes
# gunakan logon path untuk Windows NT/200x/XP
# gunakan logon home untuk Windows 9x
;logon script = logon.bat
[homes]
comment = Home Directories
browseable = no
read only = no
[netlogon]
path = /srv/samba/netlogon
browseable = no
public = no
writeable = no
[profiles]
path = /srv/samba/profiles
writeable = yes
create mask = 0700
directory mask = 0700
browseable = no
[sharedata]
comment = data public
writeable = yes
invalid users = bin,daemon,sys,man,postfix,mail,ftp
path = /srv/share-data
[Accounting]
comment = Data Accounting
valid users = acct-01, acct-02,acct-03,acct-04,acct-05,@it
create mode = 777
write list = acct-02,acct-03,acct-04,acct-05,tono,acct-01
path = /local/data-msa/Accounting
directory mode = 777
[HRD]
comment = Data HRD
valid users = hrd-01, hrd-02, hrd-03,@it
path = /local/data-msa/HRD
Keterangan untuk masing-masing opsi :
[global] : Opsi Utama
log file : Lokasi log yang terkait dengan aktivitas Samba
socket options : Nggak tahu ini buat apa, lupa euy
admin users : Nama user yang bertindak sebagai Administrator
domain master : Bertindak sebagai master domain
time server : Bertindak sebagai server untuk pencocokan waktu
logon home : Nama direktori mapping user
netbios name : Nama yang tampil pada list My Network Places atau Network Neighborhood atau Samba
writeable : Permission
server string : Keterangan mengenai Server, berguna jika server > 1
invalid users : Nama User yang tidak boleh digunakan
workgroup : Nama workgroup / domain
logon path : Nama direktori logon script
os level : Level hak sebagai server domain controller. Rata-rata server Windows memiliki os level 32
create mode : Permission status untuk file yang baru dibuat di samba folder. Bisa disetup sesuai kebutuhan
add machine script : Script untuk penambahan client komputer
preferred master : bertindak sebagai master browser
directory mode : Permission status untuk folder yang baru dibuat di samba folder. Bisa disetup sesuai kebutuhan
domain logons : Menjadi PDC
Opsi Home, Netlogon dan Profiles digunakan untuk menyimpan konfigurasi setting masing-masing client.
Opsi Share Data, Accounting dan HRD adalah contoh folder yang dishare untuk user. Saya memberikan contoh dengan masing-masing perbedaan peruntukan.
[sharedata]
comment = data public
writeable = yes
invalid users = bin,daemon,sys,man,postfix,mail,ftp
path = /srv/share-data
[Accounting]
comment = Data Accounting
valid users = acct-01, acct-02,acct-03,acct-04,acct-05,@it
create mode = 777
write list = acct-02,acct-03,acct-04,acct-05,tono,acct-01
path = /local/data-msa/Accounting
directory mode = 777
[HRD]
comment = Data HRD
valid users = hrd-01, hrd-02, hrd-03,@it
path = /local/data-msa/HRD
Folder Sharedata untuk semua user
Folder Accounting hanya untuk user acct-01 s/d acct-05 (buat user di samba)
Folder HRD diperuntukan untuk bagian HRD (user name hrd-01 s/d hrd-03)
comment : Keterangan mengenai share folder
valid users : User yang berhak mengakses
create mode : Permission untuk file yang baru dibuat, bisa diubah sesuai kebutuhan
write list : User yang berhak baca & tulis
Path : Lokasi fisik pada harddisk server
directory mode : Permission untuk folder yang baru dibuat, bisa diubah sesuai kebutuhan
Dalam contoh, saya menggunakan 2 folder fisik, yaitu /srv dan /local. Hal ini karena harddisk /srv hanya berkapasitas 70 GB jadi saya menambah harddisk baru berkapasitas 250 GB dan saya mount sebagai /local.
Konfigurasi untuk hak user samba dapat lebih mudah disetup menggunakan webmin. Nanti kita membahasnya pada sesi lain.
Setelah setting smb.conf dibuat dan disimpan, sekarang kita bisa meminta SuSE menjalankan samba. Berikan perintah :
service samba start
Jika sudah berjalan, kita bisa meminta samba untuk melakukan load konfigurasi ulang dengan :
service samba restart
OK, satu tahap instalasi sudah selesai. Sekarang kita pindah ke bagian setting client untuk
akses.
0 comments:
Post a Comment