Kelelawar adalah hewa mamalia yang punya penglihatan kurang tajam, tetapi anehnya ia tak pernah menabrak atau bertabrakan dengan yang lainnya saat sedang terbang di malam hari. Sebab, dalam aktivitasnya, ia mengandalkan indera penciuman dan indera pendengaran. Indera penciumannya digunakan untuk mengetahui buah yang masak. Sedangkan, indera pendengarannya untuk memandu arah.
Kelelawar juga mengeluarkan suara yang frekuensinya tinggi, sekitar 100.000 Hz. Bila suara ini mengenai suatu benda, maka akan memantul dan pantulannya akan ditangkap kembali oleh kelelawar. Pantulan suara itu membawa informasi mengenai letak suatu benda yang berada di sekitarnya.
Diilhami oleh kemampuan kelelawar maka pada tahun 2003 para ilmuwan di Inggris bekerja sama dengan sebuah perusahaan Sound Foresight Ltd dan berhasil menciptakan tongkat penunjuk jalan bagi tunanetra yang disebut UltraCane.
Prinsip kerjanya sama seperti kelelawar dalam menentukan arah, yaitu pengguna Ultra Cane akan merasakan rintangan di sekitarnya setelah gelombang yang dipancarkan UltraCane dipantulkan oleh aneka rintangan tersebut. Gelombang pantulan itu dirasakan oleh tangan si pengguna yang menggenggamnya. Otak si pengguna akan menerjemahkan apa yang dirasakan oleh tangannya sebagai rintangan di sekitarnya.
Demikian juga dengan kita, seharusnya bisa memancarkan gelombang-gelombang berupa perkataan dan tingkah laku yang baik. Tetapi, tak semua orang bisa menerima apa yang kita katakan dan lakukan. Mereka akan berikan respons atas perkataan dan tingkah laku kita. Dari respons yang diberikan oleh orang-orang di sekitar kita, maka kita tahu ada tidaknya rintangan itu. Dan, kita bisa memilih untuk berhenti sejenak atau menghindari mereka yang tak menyukai pancaran gelombang kita.
NOTE : PELAJARI RESPONS ORANG LAIN AKAN MENOLONG KITA UNTUK MEMBUAT KEPUTUSAN YANG TEPAT DAN MEMBANGUN.
By Fanny
0 comments:
Post a Comment