Ah, saya bisa mendengar...!?Alhamdulillah, ....! Sudah lima tahun ini pendengaran saya terganggu akibat penyakit stroke yang sudah lama saya derita...., ya Allah terima kasih...!"
Demikian rintihan pak Spr kepada saya begitu saya turun dari mimbar memberi materi tentang haji. Pak Spr, adalah mantan kepala Sekolah Menengah Umum di salah satu kota di Jawa Tengah. Beliau sudah pensiun sebelum waktunya, sebab dua tahun sebelum masa pensiun terkena penyakit stroke. Kemudian oleh anaknya beliau di ajak ke Surabaya untuk menjalani pengobatan rutin.
Hari itu pengobatan yang dijalani pak Spr sudah berjalan selama lima tahun. Keadaan pak Spr sudah membaik. Tetapi pendengarannya tidak bisa normal seperti sedia kala.
Hari itu, Saya diundang oleh seorang warga untuk mengisi syukuran. Pak Spr duduk di kursi paling depan. Ia begitu antusias mendengarkan materi yang saya sampaikan. Setelah kurang lebih satu setengah jam saya berdiri untuk menyampaikan materi, saya duduk kembali di kursi depan. Saat itulah pak Spr mendatangi saya, dia menangis. Tentu saja saya menjadi bingung setengah mati
Ada apa pak ?" tanya saya. Sambil masih menangis pak Spr bercerita. Ternyata ia bukan penduduk daerah situ, tetapi ia seorang pendatang, yang sudah lima tahun ini menjalani pengobatan setelah oleh dokter dinyatakan menderita stroke.
Hari itu, saya memberi penjelasan tentang berbagai keistimewaan jamaah haji dalam pandangan Allah Swt. Suasana memang sangat tenang dan teduh. Rupanya pak Spr secara tidak sadar bisa menikmati apa yang saya sampaikan dengan begitu jelasnya. Ia lupa kalau sebenarnya sudah lima tahun tidak bisa mendengar dengan baik. Maka begitu ia bisa menikmati apa yang saya sampaikan, ia baru sadar, dan terkejut setengah mati
Ya Allah, saya bisa mendengar..?" Berulang kali ia bertanya pada dirinya sendiri. Tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Sebuah, keanehan besar telah terjadi pada diri pak Spr.
Beliau bercerita, :"mungkin yang menyebabkan saya menderita penyakit stroke seperti disamping saya memang secara fisik ada penyakit, saya telah menyalahi janji pada diri sendiri..." katanya di sela-sela isak tangisnya.
Apa janji bapak? tanya saya. Begini, saya dahulu sudah mengumpulkan uang untuk pergi ibadah haji. Tetapi setelah uang terkumpul saya tidak jadi pergi haji. Bahkan uang itu sudah habis, untuk pengobatan penyakit saya ini. Lima tahun saya menyesalinya. Saya ingin dan rindu sekali untuk bisa pergi haji. Yang membuat saya lebih tersiksa adalah pendengaran saya yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya..." pak spr masih terisak.
Saya tercengang, mendengar cerita pak Spr ini. Begitu 'khusyu'nya ia menikmati ceramah, sampai-sampai ia lupa, bahwa pendengarannya yang sedang terganggu itu, kini bisa mendengar lagi dengan begitu jelasnya. subhaanallah...,
Bulu kuduk saya berdiri. Sungguh luar biasa kejadian itu. Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, hari itu menunjukkan kebesaranNya. Sesuatu yang tidak mungkin, telah terjadi di hadapan saya. Saya sendiripun menangis tak kuasa menahan haru menyaksikan cara Allah mengobati penyakit pak Spr ini. Sungguh, Allah telah mengganti penyesalan yang selama lima tahun itu, menjadi kebahagiaan...
Ya, penyesalan itulah obatnya, dan Allah yang menyembuhkannya. Sebelum kami berpisah, lamat-lamat saya masih mendengar janji pak Spr pada dirinya sendiri dengan suara masih mengandung isak, bahwa ia akan pergi ke tanah suci...
Subhaanallah...
Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Tinggi...
Demikian rintihan pak Spr kepada saya begitu saya turun dari mimbar memberi materi tentang haji. Pak Spr, adalah mantan kepala Sekolah Menengah Umum di salah satu kota di Jawa Tengah. Beliau sudah pensiun sebelum waktunya, sebab dua tahun sebelum masa pensiun terkena penyakit stroke. Kemudian oleh anaknya beliau di ajak ke Surabaya untuk menjalani pengobatan rutin.
Hari itu pengobatan yang dijalani pak Spr sudah berjalan selama lima tahun. Keadaan pak Spr sudah membaik. Tetapi pendengarannya tidak bisa normal seperti sedia kala.
Hari itu, Saya diundang oleh seorang warga untuk mengisi syukuran. Pak Spr duduk di kursi paling depan. Ia begitu antusias mendengarkan materi yang saya sampaikan. Setelah kurang lebih satu setengah jam saya berdiri untuk menyampaikan materi, saya duduk kembali di kursi depan. Saat itulah pak Spr mendatangi saya, dia menangis. Tentu saja saya menjadi bingung setengah mati
Ada apa pak ?" tanya saya. Sambil masih menangis pak Spr bercerita. Ternyata ia bukan penduduk daerah situ, tetapi ia seorang pendatang, yang sudah lima tahun ini menjalani pengobatan setelah oleh dokter dinyatakan menderita stroke.
Hari itu, saya memberi penjelasan tentang berbagai keistimewaan jamaah haji dalam pandangan Allah Swt. Suasana memang sangat tenang dan teduh. Rupanya pak Spr secara tidak sadar bisa menikmati apa yang saya sampaikan dengan begitu jelasnya. Ia lupa kalau sebenarnya sudah lima tahun tidak bisa mendengar dengan baik. Maka begitu ia bisa menikmati apa yang saya sampaikan, ia baru sadar, dan terkejut setengah mati
Ya Allah, saya bisa mendengar..?" Berulang kali ia bertanya pada dirinya sendiri. Tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Sebuah, keanehan besar telah terjadi pada diri pak Spr.
Beliau bercerita, :"mungkin yang menyebabkan saya menderita penyakit stroke seperti disamping saya memang secara fisik ada penyakit, saya telah menyalahi janji pada diri sendiri..." katanya di sela-sela isak tangisnya.
Apa janji bapak? tanya saya. Begini, saya dahulu sudah mengumpulkan uang untuk pergi ibadah haji. Tetapi setelah uang terkumpul saya tidak jadi pergi haji. Bahkan uang itu sudah habis, untuk pengobatan penyakit saya ini. Lima tahun saya menyesalinya. Saya ingin dan rindu sekali untuk bisa pergi haji. Yang membuat saya lebih tersiksa adalah pendengaran saya yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya..." pak spr masih terisak.
Saya tercengang, mendengar cerita pak Spr ini. Begitu 'khusyu'nya ia menikmati ceramah, sampai-sampai ia lupa, bahwa pendengarannya yang sedang terganggu itu, kini bisa mendengar lagi dengan begitu jelasnya. subhaanallah...,
Bulu kuduk saya berdiri. Sungguh luar biasa kejadian itu. Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, hari itu menunjukkan kebesaranNya. Sesuatu yang tidak mungkin, telah terjadi di hadapan saya. Saya sendiripun menangis tak kuasa menahan haru menyaksikan cara Allah mengobati penyakit pak Spr ini. Sungguh, Allah telah mengganti penyesalan yang selama lima tahun itu, menjadi kebahagiaan...
Ya, penyesalan itulah obatnya, dan Allah yang menyembuhkannya. Sebelum kami berpisah, lamat-lamat saya masih mendengar janji pak Spr pada dirinya sendiri dengan suara masih mengandung isak, bahwa ia akan pergi ke tanah suci...
Subhaanallah...
Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Tinggi...
0 comments:
Post a Comment