Rekaman atas seluruh perbuatan manusia, hanyalah sebagai alat bukti terhadap proses pengadilan di Akhirat. Setelah kedua hal tersebut ketajaman indera & struktur alam dibuka oleh Allah, maka diputarlah segala rekaman atas seluruh perbuatan kita selama di dunia.
QS. Az Zumar : 69
“Dan terang benderanglah Bumi dengan cahaya Tuhannya, dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi, dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.”
Bagaikan sedang menonton bioskop, maka layar pertunjukan pun 'dinyalakan' oleh Allah. Di manakah layar pertunjukkan itu dibentangkan? Di seluruh penjuru Bumi, meliputi angkasa, daratan dan lautan. Pendek kata, ruang 3 dimensi ini menjadi 'arena petunjukan' untuk menggelar seluruh rekaman alam sernesta. Kita seperti melihat kembali kejadian yang sesungguhnya digelar di depan kita.
Seluruh indera kita termasuk 'mata hati' bisa mengobservasi kejadian-kejadian yang pernah kita lakukan sepanjang hidup. Semua orang menyaksikan, termasuk para nabi. Hal ini persis seperti peristiwa yang dialami kakak dan kawan saya, yang telah saya ceritakan di depan.
Setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tidak ada yang terlewatkan. Mereka datang sendiri-sendiri kepada Allah, diadili dengan disaksikan manusia seluruhnya.
QS. Huud : 103
“…hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapinya) dan hari itu adalah suatu yang disaksikan (oleh segala makhluk).”
QS. Maryam (19) : 95
"Dan tiap tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari Kiamat dengan sendiri sendiri."
QS. Al Oiyaamah : 13 -15
"Pada hari itu diberitahukan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya"
"Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri"
"Meskipun dia mengemukakan alasan alasannya”
Di ayat al Qiyaamah tersebut digambarkan oleh Allah, betapa kita menjadi saksi atas perbuatan kita sendiri. Kita seperti sedang menonton bioskop, dimana pemainnya adalah kita sendiri. Dan kemudian, kita boleh melakukan pembelaan atas apa yang kita lakukan itu dengan segala argumentasi yang kita sampaikan kepada majelis pengadilan. Kata Allah, tidak akan ada yang dirugikan sedikitpun. Allah memberikan jaminan atas adilnya proses tersebut. Tidak seperti di dunia, dimana proses 'pengadilan' justru menjadi ajang terjadinya ketidakadilan.
QS. At Anbiyaa' (21) : 47
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."
Bahkan sebetulnya, tidak perlu Allah yang menghitung segala perbuatan kita. Cukup kita sendiri. Sebab, memang sudah sangat jelas. Seluruhnya terekam. Tidak ada kecuali.
QS. Al Israa : 13 - 15
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab (penghitung) terhadapmu.”
"Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain dan Kami tidak akan Meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul."
QS. An Nuur (24) : 24
"Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."
Memang dengan melihat rekaman video tersebut, seluruh anggota badan kita telah bersaksi dengan sendirinya Bagaimana tidak, Iha wong kita bisa menyaksikan mulut kita saat berbicara bohong, atau kita melihat tangan kita yang melakukan pencurian, atau kaki kita yang berjalan menuju tempat-tempat yang tidak semestinya. Semua anggota badan kita memberikan 'kesaksian' secara langsung, Iewat Perbuatannya.
Proses pengadilan itu berjalan secara paralel. Setiap diri kita langsung bisa melihat rekaman tersebut dalam waktu yang bersamaan. Layar pertunjukkan itu, dalam waktu yang sama bisa langsung diakses oleh miliaran manusia. Seperti yang kini telah ditunjukkan oleh teknologi komputer, dengan multitasking nya. Layar komputer bisa dibagi-bagi dalam format windows, sehingga tidak perlu melakukan antrean.
QS. Al Baqarah (2) : 202
"Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitunganNya."
QS. Ali Imraan (3) : 199
“... sesungguhnya Allah amat cepat perhitunganNya”
QS. An Nuur (24) : 39
“Dan orang-orang yang kafir, amal mereka adalah laksana fatamorgana di lanah yang datar…”
Orang-orang yang berdosa dibalasi yang setimpal dengan dosanya. Dan orang yang beriman serta banyak amal kebajikannya juga memperoleh balasannya. Banyak orang yang kecele pada waktu itu. Mereka menganggap bahwa mereka telah banyak berbuat kebajikan, tetapi ternyata tidak dinilai oleh Allah.
Amal perbuatannya seperti fatarnorgana. Seperti ada, tetapi ketika didekati ternyata tidak ada. Amalan mereka hapus begitu saja, karena dilakukannya tidak lillaahi ta'ala bukan karena Allah.
QS. Al Kahfi (18) : 103 - 106
"Katakanlah : apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang orang yang paling merugi perbuatannya ?"
“yaitu orang-orang, yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya”
“Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi mereka pada hari Kiamat.”
"Demikianlah balasan mereka itu Neraka jahannam disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayatKu dan rasul-rasulKu sebagai olok-olok"
QS. Al Furqaan (25) : 70
"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebajikan, dan adalah Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang."
QS. Az Zumar : 69
“Dan terang benderanglah Bumi dengan cahaya Tuhannya, dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi, dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan.”
Bagaikan sedang menonton bioskop, maka layar pertunjukan pun 'dinyalakan' oleh Allah. Di manakah layar pertunjukkan itu dibentangkan? Di seluruh penjuru Bumi, meliputi angkasa, daratan dan lautan. Pendek kata, ruang 3 dimensi ini menjadi 'arena petunjukan' untuk menggelar seluruh rekaman alam sernesta. Kita seperti melihat kembali kejadian yang sesungguhnya digelar di depan kita.
Seluruh indera kita termasuk 'mata hati' bisa mengobservasi kejadian-kejadian yang pernah kita lakukan sepanjang hidup. Semua orang menyaksikan, termasuk para nabi. Hal ini persis seperti peristiwa yang dialami kakak dan kawan saya, yang telah saya ceritakan di depan.
Setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tidak ada yang terlewatkan. Mereka datang sendiri-sendiri kepada Allah, diadili dengan disaksikan manusia seluruhnya.
QS. Huud : 103
“…hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapinya) dan hari itu adalah suatu yang disaksikan (oleh segala makhluk).”
QS. Maryam (19) : 95
"Dan tiap tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari Kiamat dengan sendiri sendiri."
QS. Al Oiyaamah : 13 -15
"Pada hari itu diberitahukan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya"
"Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri"
"Meskipun dia mengemukakan alasan alasannya”
Di ayat al Qiyaamah tersebut digambarkan oleh Allah, betapa kita menjadi saksi atas perbuatan kita sendiri. Kita seperti sedang menonton bioskop, dimana pemainnya adalah kita sendiri. Dan kemudian, kita boleh melakukan pembelaan atas apa yang kita lakukan itu dengan segala argumentasi yang kita sampaikan kepada majelis pengadilan. Kata Allah, tidak akan ada yang dirugikan sedikitpun. Allah memberikan jaminan atas adilnya proses tersebut. Tidak seperti di dunia, dimana proses 'pengadilan' justru menjadi ajang terjadinya ketidakadilan.
QS. At Anbiyaa' (21) : 47
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkannya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan."
Bahkan sebetulnya, tidak perlu Allah yang menghitung segala perbuatan kita. Cukup kita sendiri. Sebab, memang sudah sangat jelas. Seluruhnya terekam. Tidak ada kecuali.
QS. Al Israa : 13 - 15
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab (penghitung) terhadapmu.”
"Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain dan Kami tidak akan Meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul."
QS. An Nuur (24) : 24
"Pada hari (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan."
Memang dengan melihat rekaman video tersebut, seluruh anggota badan kita telah bersaksi dengan sendirinya Bagaimana tidak, Iha wong kita bisa menyaksikan mulut kita saat berbicara bohong, atau kita melihat tangan kita yang melakukan pencurian, atau kaki kita yang berjalan menuju tempat-tempat yang tidak semestinya. Semua anggota badan kita memberikan 'kesaksian' secara langsung, Iewat Perbuatannya.
Proses pengadilan itu berjalan secara paralel. Setiap diri kita langsung bisa melihat rekaman tersebut dalam waktu yang bersamaan. Layar pertunjukkan itu, dalam waktu yang sama bisa langsung diakses oleh miliaran manusia. Seperti yang kini telah ditunjukkan oleh teknologi komputer, dengan multitasking nya. Layar komputer bisa dibagi-bagi dalam format windows, sehingga tidak perlu melakukan antrean.
QS. Al Baqarah (2) : 202
"Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari apa yang mereka usahakan, dan Allah sangat cepat perhitunganNya."
QS. Ali Imraan (3) : 199
“... sesungguhnya Allah amat cepat perhitunganNya”
QS. An Nuur (24) : 39
“Dan orang-orang yang kafir, amal mereka adalah laksana fatamorgana di lanah yang datar…”
Orang-orang yang berdosa dibalasi yang setimpal dengan dosanya. Dan orang yang beriman serta banyak amal kebajikannya juga memperoleh balasannya. Banyak orang yang kecele pada waktu itu. Mereka menganggap bahwa mereka telah banyak berbuat kebajikan, tetapi ternyata tidak dinilai oleh Allah.
Amal perbuatannya seperti fatarnorgana. Seperti ada, tetapi ketika didekati ternyata tidak ada. Amalan mereka hapus begitu saja, karena dilakukannya tidak lillaahi ta'ala bukan karena Allah.
QS. Al Kahfi (18) : 103 - 106
"Katakanlah : apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang orang yang paling merugi perbuatannya ?"
“yaitu orang-orang, yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya”
“Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi mereka pada hari Kiamat.”
"Demikianlah balasan mereka itu Neraka jahannam disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayatKu dan rasul-rasulKu sebagai olok-olok"
QS. Al Furqaan (25) : 70
"Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka kejahatan mereka diganti oleh Allah dengan kebajikan, dan adalah Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang."
0 comments:
Post a Comment