Lidah yang memuntahkan kutuk menyebabkan keburukan kepada yang memperkatakan dan yang dikutukinya. Ternyata bukan hanya kutukan orang yang diurapi Tuhan yang menjadi kenyataan, tetapi kutuk yang keluar dari mulut pun bisa menjadi kenyataan, karena ada kuasa di dalam perkataan kita. Mungkin kita tidak pernah menyadari bahwa lidah kita juga pernah atau bahkan sering mengucapkan kutukan terhadap anak-anak, pasangan, pekerjaan atau sesama kita.
Kita sering bilang kepada anak-anak kita : “Kamu tuh bego sekali! Enggak ada anak sebego kamu di dunia ini!”
Atau kepada suami kita : “Enggak ada suami yang sekejam suamiku yang tak kunjung bertobat itu. Biar Tuhan yang menghajarnya.”
Tanpa disadari, perkataan itu sudah mengikat menjadi kutuk yang akan memperburuk hari-hari kita sendiri.
Lidah yang tak dikekang membuat kita jatuh dalam dosa. Jika lidah kita pernah mengucapkan sebuah kutukan, kepada siapapun, bereskan dosa itu di hadapan Tuhan. Cabut kutuk itu dan adakan pemberesan dengan orang yang telah kita kutuk.
Ketimbang membiarkan lidah mengucapkan kutuk, mengapa kita tidak membiarkan diri kita mengucapkan kalimat-kalimat baik dan penuh berkat? Ketika kita memperkatakan hal-hal positif, ketika kita mendoakan musuh supaya bertobat, maka keadaan kita tentu akan semakin baik.
Di sisi lain, marilah menjaga dan menciptakan situasi yang baik, sehingga tidak ada alasan bagi orang lain untuk mengutuki kita.
By. FANNY
0 comments:
Post a Comment