Menulis, khususnya menulis cerpen memang bisa dipelajari. Tapi, sebenarnya tidak ada teori menulis (cerpen) yang jitu, dalam arti : tidak ada teori menulis (cerpen) yang bisa membuat seseorang jadi penulis handal. Yang ada hanyalah, teori menulis (cerpen) yang bisa membantu kita untuk mengerti bagaimana menulis (cerpen) dengan benar, termasuk tips dan trik agar tulisan kita bisa diterbitkan.
Menulis cerpen memang pekerjaan yang gampang-gampang susah. Gampang, jika kita menulis hanya sekedar menulis, bukan untuk dipublish. Bukan untuk dibaca orang banyak. Melainkan menulis cerpen hanya untuk diri sendiri atau pelampiasan emosi, curhat, dll.
Susah, jika kita ingin cerpen karya kita dibaca orang, karena kita harus membuat sebuah cerpen yang ada 'roh'nya. Cerpen yang bisa membuat si pembaca tersenyum, menangis, tertawa, dll. Pokoknya, bisa membuat para pembaca ikut larut dalam cerita yang kita rangkai.
Sungguh tidak mudah! Tapi bukan berarti tidak bisa.
Resep termanjur untuk bisa menulis cerpen yang punya 'roh' hanyalah : SERING BERLATIH MENULIS CERPEN dan BANYAK MEMBACA CERPEN/NOVEL PENULIS TOP. Karena, pada saat kita berlatih menulis maka tanpa disadari kita sedang menggali kemampuan kita lebih dalam. Dan, dengan banyak membaca karya orang lain, kita akan tahu, bagaimana cara mereka menyusun alur kisah, menggunakan gaya bahasa, mendeskripsikan sesuatu, membuat narasi, menguraikan karakter para tokoh, dll.
Secara tidak langsung, apa yang kita baca itu menjadi pelajaran tak kasatmata di benak kita. Jadi, kalau kalian bertanya, Apakah ada teori menulis cerpen yang pernah saya pelajari?
Jawabannya : TIDAK.
Saya belajar menulis cerpen dari apa yang saya baca. Ketika membaca sebuah cerpen karya seorang penulis top, maka saya akan perhatikan dengan baik, alurnya, gaya bahasanya, cara dia membuat dialog, dll. Bahkan, sampai titik koma pun saya amati.
Generasi para penulis muda sekarang ini jauh lebih beruntung ketimbang generasi saya. Mereka bisa mengikuti workshop penulisan cerpen yang sering diadakan oleh penerbit buku terkenal. Bahkan, ada sebuah majalah remaja yang mengadakan coaching menulis cerpen. Sedangkan, pada masa saya mulai menulis, saya harus belajar sendiri. Tak ada guru yang bisa memberitahu saya bagaimana menulis dengan baik.
Saya hanya berlatih menulis dan rajin membaca. Itu saja.
0 comments:
Post a Comment