Pak pendeta tampak duduk lesu di teras rumahnya. Matanya memandang hampa ke depan dan benaknya menerawang. Tadi pagi seusai ibadah, beberapa majelis datang kepadanya dan berkata :
“Bila bapak mengijinkan orang yang ketahuan berzinah itu tetap beribadah di gereja ini, kami semua akan keluar. Atau…pak pendeta yang angkat kaki? Silakan bapak pilih sendiri.”
Pak pendeta sangat sedih. Dia tak bisa memilih salah satu. Dia tak ingin kehilangan jemaatnya yang ketahuan berzinah tapi dia juga tak ingin kehilangan para majelisnya. Ia tahu bahwa Tuhan benci dosa tetapi ia juga yakin bahwa Tuhan mengasihi dan mau mengampuni umatNya yang berdoa, jika umatNya mau bertobat. Dalam hatinya, pak pendeta menyimpan kerinduan yang sangat besar untuk membimbing jemaatnya yang jatuh dalam dosa perzinahan tersebut dan bukan menolaknya.
Ketika pak pendeta berusaha menjelaskan kepada majelisnya bahwa mereka harus memberi kesempatan kepada orang yang mau bertobat, majelisnya malah berkata :
“Ini adalah tempat kudus karena ini rumah Tuhan. Tidak boleh dicemari oleh pendosa seperti itu.”
Remuk redam hati pak pendeta mendengarnya. Padahal selama ini ia sudah mengajarkan kepada jemaatnya untuk saling mengasihi. Dalam khotbahnya, pak pendeta selalu mengajarkan bahwa orang percaya dibenarkan karena anugerah dan bukan karena kelayakan mereka. Berbicara mengenai kelayakan seseorang, sebenarnya tak seorangpun layak, termasuk orang-orang yang menganggap diri layak. Bukankah semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah? Rumah Tuhan adalah tempat dimana orang-orang berdosa mendapatkan pengampunan serta penerimaan.
Kebiasaan menghakimi merupakan salah satu kelemahan kita. Kita dengan mudah menghakimi seseorang dan mengucilkannya ketika dia jatuh dalam dosa, dan tidak memiliki kasih serta kepeduliaan untuk membuatnya sadar dan bertobat dari dosa-dosanya. Tidak sedikit orang yang hanya bisa mendorong dan bukan merangkul mereka yang jatuh dalam dosa. Tidak heran, mengapa banyak orang jahat yang semakin jahat, tak lain karena mereka tidak mendapatkan penerimaan dari kita. Sebaliknya yang mereka terima hanya penolakan.
NOTE : KASIH YANG TULUS LEBIH MEMBUAT ORANG BERTOBAT DARIPADA PENOLAKAN DAN KEBIASAAN MENGHAKIMI.
By : FANNY
0 comments:
Post a Comment