Mungkin anda sempat membaca berita di koran beberapa hari lalu bahwa sang raja media, Rupert Murdoch telah secara terbuka mengeluarkan ancaman akan memblokir search engine terbesar saat ini: Google dari akses ke berita-berita yang diterbitkan di medianya.
Sepertinya sudah sejak lama ada resistensi antara Murdoch, pemilik News Corporation (The New York Post, The Sun, dll) dengan Google. Ia menuduh Google telah mencuri berita-berita yang ditayangkan di media di bawah jaringannya, yang lalu dipublikasikan di Google News. Seperti yang telah kita semua sadari, internet telah begitu cepat dan begitu dalam mempengaruhi setiap sendi kehidupan manusia di dunia. Begitu cepatnya, hingga awalnya kita tidak merasakan adanya perubahan. Mungkin itu pulalah yang terjadi pada News Corp.
Mereka awalnya tak bereaksi apa-apa tentang Google atau Yahoo News. Lalu mungkin akhirnya terpikir oleh mereka bahwa bombardir berita di Google dan Yahoo yang jauh lebih efektif menjangkau pelanggan mereka itu dapat membuat mereka bangkrut jika dibiarkan.
Menurutku, gejala internetisasi (mengusung semua hal ke internet) akan makin membesar pada abad ini. Pelanggan atau konsumen semakin kritis cara berpikirnya, dan mereka tak mau didikte oleh para penyedia, termasuk tak mau dipaksa untuk membayar mahal untuk suatu layanan. Mereka maunya cepat, bagus, mudah dan murah. Bagaimana lagi penyedia layanan atau produk bisa merealisasikannya kalau tidak lewat internet?
Google memang sangat cerdik membidik keinginan konsumen ini, dan mereka dengan sangat cepat dan inovatif memanjakan mereka dengan layanan serba gratisnya. Dapat berita gratis, mencari informasi gratis (bikin blog juga gratis!). Dan karena selama ini belum ada hukum yang jelas untuk dunia maya, maka tak ada yang dapat melarang Google untuk mencomot berita darimana saja untuk dipajang di Google Newsnya.
Apakah Google salah? Menurutku bukan soal salah atau tidaknya, tapi siapa yang akan menyalahkan?
Menurutku lagi, terlepas dari salah tidaknya Google, fenomena ‘gratis di internet’ ini takkan terbendung di tahun-tahun mendatang. Kalau ada yang gratis, buat apa kita membayar untuk layanan yang sama? Begitu pasti filosofi para konsumen.
Aku pribadi setuju dengan hal itu, karena sekarang konsumen tidak harus tunduk lagi kepada produsen. Kini saatnya konsumen benar-benar menjadi raja. Produsenlah yang harus lebih jeli, kreatif dan inovatif agar dapat memanjakan konsumen dan di saat yang sama tetap mendapatkan keuntungan. Jangan lagi membohongi konsumen dengan menjual barang dengan harga mahal, padahal sebagian besar jumlah itu masuk ke kantong para CEO-nya, bukannya untuk meningkatkan mutu layanannya! Kalau mereka tidak mau berubah….well, kurasa mereka yang berpikiran konvensional seperti Mr. Murdoch itu akan cepat tergilas oleh kemajuan jaman.
So, Mr. Murdoch, anda mau berubah…atau mati?
Sepertinya sudah sejak lama ada resistensi antara Murdoch, pemilik News Corporation (The New York Post, The Sun, dll) dengan Google. Ia menuduh Google telah mencuri berita-berita yang ditayangkan di media di bawah jaringannya, yang lalu dipublikasikan di Google News. Seperti yang telah kita semua sadari, internet telah begitu cepat dan begitu dalam mempengaruhi setiap sendi kehidupan manusia di dunia. Begitu cepatnya, hingga awalnya kita tidak merasakan adanya perubahan. Mungkin itu pulalah yang terjadi pada News Corp.
Mereka awalnya tak bereaksi apa-apa tentang Google atau Yahoo News. Lalu mungkin akhirnya terpikir oleh mereka bahwa bombardir berita di Google dan Yahoo yang jauh lebih efektif menjangkau pelanggan mereka itu dapat membuat mereka bangkrut jika dibiarkan.
Menurutku, gejala internetisasi (mengusung semua hal ke internet) akan makin membesar pada abad ini. Pelanggan atau konsumen semakin kritis cara berpikirnya, dan mereka tak mau didikte oleh para penyedia, termasuk tak mau dipaksa untuk membayar mahal untuk suatu layanan. Mereka maunya cepat, bagus, mudah dan murah. Bagaimana lagi penyedia layanan atau produk bisa merealisasikannya kalau tidak lewat internet?
Google memang sangat cerdik membidik keinginan konsumen ini, dan mereka dengan sangat cepat dan inovatif memanjakan mereka dengan layanan serba gratisnya. Dapat berita gratis, mencari informasi gratis (bikin blog juga gratis!). Dan karena selama ini belum ada hukum yang jelas untuk dunia maya, maka tak ada yang dapat melarang Google untuk mencomot berita darimana saja untuk dipajang di Google Newsnya.
Apakah Google salah? Menurutku bukan soal salah atau tidaknya, tapi siapa yang akan menyalahkan?
Menurutku lagi, terlepas dari salah tidaknya Google, fenomena ‘gratis di internet’ ini takkan terbendung di tahun-tahun mendatang. Kalau ada yang gratis, buat apa kita membayar untuk layanan yang sama? Begitu pasti filosofi para konsumen.
Aku pribadi setuju dengan hal itu, karena sekarang konsumen tidak harus tunduk lagi kepada produsen. Kini saatnya konsumen benar-benar menjadi raja. Produsenlah yang harus lebih jeli, kreatif dan inovatif agar dapat memanjakan konsumen dan di saat yang sama tetap mendapatkan keuntungan. Jangan lagi membohongi konsumen dengan menjual barang dengan harga mahal, padahal sebagian besar jumlah itu masuk ke kantong para CEO-nya, bukannya untuk meningkatkan mutu layanannya! Kalau mereka tidak mau berubah….well, kurasa mereka yang berpikiran konvensional seperti Mr. Murdoch itu akan cepat tergilas oleh kemajuan jaman.
So, Mr. Murdoch, anda mau berubah…atau mati?
0 comments:
Post a Comment