Bayangkan kalau dunia ini dihuni oleh manusia yang terbuat dari besi. Besi yang dingin, keras, dan kaku. Atau bayangkan saja manusia itu adalah sekumpulan robot. Yang dikendalikan oleh panel-panel dan sirkuit-sirkuit elektronik yang rumit. Kalau kupikir-pikir, kehidupan kita di dunia ini sekarang sudah mirip seperti robot-robot itu.
Betapa sulitnya bagi manusia untuk menunjukkan perhatian, kasih sayang dan kebaikan tanpa diejek orang lain, dicurigai bahkan difitnah. Saking sulitnya, bahkan tak jarang kita harus berpikir 2-3 kali saat harus berbuat baik. Berbuat baik itu tidak harus mengorbankan nyawa menolong orang yang nyaris tertabrak truk gandengan, bahkan kadang untuk tersenyum dengan tulus aja membuat kita harus berpikir dulu.
Kalau seorang cewek tersenyum manis pada seorang cowok, ahh..ntar dikira aku wanita penggoda. Kalau ada seorang cowok berbaik hati mengantarkan cewek pulang karena kemalaman, si cewek akan berpikir, jangan-jangan dia ada maunya malem-malem gini…
Hal yang sama terjadi pula pada seorang yang amat berpengaruh di dunia. Ia adalah Presiden AS Barack Obama. Beberapa hari lalu beliau berkunjung ke Jepang dan kebetulan menemui Kaisar Akihito. Kita semua tentu mengenal adat orang Asia seperti Jepang dan Korea, yang suka membungkukan badan (bukan hanya sedikit seperti orang Indonesia tapi hingga membentuk sudut 90% dengan lantai) ketika berhadapan dengan orang yang dihormati?
Pada saat bertemu Kaisar Akihito, Obama juga membungkukkan badan seperti itu. Tujuannya tentu untuk menunjukkan penghormatan kepada sang kaisar yang sudah jauh lebih tua itu. Namun, apa tanggapan para pejabatnya sendiri yang angkuh? Sang presiden dianggap bertindak memalukan karena seolah-olah merendahkan diri di hadapan kepala Negara lain. Ya ampun…!!
Betapa sulitnya bagi manusia untuk menunjukkan perhatian, kasih sayang dan kebaikan tanpa diejek orang lain, dicurigai bahkan difitnah. Saking sulitnya, bahkan tak jarang kita harus berpikir 2-3 kali saat harus berbuat baik. Berbuat baik itu tidak harus mengorbankan nyawa menolong orang yang nyaris tertabrak truk gandengan, bahkan kadang untuk tersenyum dengan tulus aja membuat kita harus berpikir dulu.
Kalau seorang cewek tersenyum manis pada seorang cowok, ahh..ntar dikira aku wanita penggoda. Kalau ada seorang cowok berbaik hati mengantarkan cewek pulang karena kemalaman, si cewek akan berpikir, jangan-jangan dia ada maunya malem-malem gini…
Hal yang sama terjadi pula pada seorang yang amat berpengaruh di dunia. Ia adalah Presiden AS Barack Obama. Beberapa hari lalu beliau berkunjung ke Jepang dan kebetulan menemui Kaisar Akihito. Kita semua tentu mengenal adat orang Asia seperti Jepang dan Korea, yang suka membungkukan badan (bukan hanya sedikit seperti orang Indonesia tapi hingga membentuk sudut 90% dengan lantai) ketika berhadapan dengan orang yang dihormati?
Pada saat bertemu Kaisar Akihito, Obama juga membungkukkan badan seperti itu. Tujuannya tentu untuk menunjukkan penghormatan kepada sang kaisar yang sudah jauh lebih tua itu. Namun, apa tanggapan para pejabatnya sendiri yang angkuh? Sang presiden dianggap bertindak memalukan karena seolah-olah merendahkan diri di hadapan kepala Negara lain. Ya ampun…!!
Apakah menjadi seorang presiden sebuah Negara besar berarti tak boleh memberikan penghargaan kepada sosok pribadi yang lain? Sejak kapan membungkuk dianggap sebagai merendahkan diri? Justru menurutku seorang pejabat yang mau membungkukkan tubuh di hadapan orang lain, siapapun itu, adalah seorang yang berjiwa besar. Orang seperti itulah yang sebenarnya pantas menjadi pemimpin yang tertinggi, bukannya orang-orang yang ‘sok tinggi’, yang berjalan dengan langkah sok tegap dan dagu diangkat!
Aku jadi teringat pada seorang bos perusahaan besar yang menjadi tamu bosku. Karena suatu hal bosku tak bisa menemuinya di kantor. Si tamu yang berkebangsaan Korea membutuhkan tiket untuk pergi ke Jakarta. Akulah yang menguruskan tiket itu hingga sewaktu ia datang ke kantor, ia tinggal menerima tiket itu sambil mengganti uangnya. Sesuatu yang kulakukan karena memang sudah jadi tugasku, ternyata dihargai begitu tinggi oleh si bos Korea. Waktu ia berpamitan, ia membungkukkan badan persis seperti Obama, dan berkata, thank you a hundred times!
Aku terpana, bukan karena aku bangga ada orang yang menghormati aku, tapi aku kagum padanya yang mau melakukan itu pada seorang staf seperti aku.
Dunia ini memang semakin dipenuhi manusia-manusia besi, namun di antara mereka, masih banyak juga manusia-manusia berhati lembut. Yang memiliki keberanian untuk menunjukkan perhatian dan penghargaan pada sesamanya tanpa takut nilai dirinya berkurang. Orang-orang seperti Obama dan bos Korea itu. Semoga saja aku dan anda termasuk di antara mereka!
Ditulis oleh: Fanda
Aku jadi teringat pada seorang bos perusahaan besar yang menjadi tamu bosku. Karena suatu hal bosku tak bisa menemuinya di kantor. Si tamu yang berkebangsaan Korea membutuhkan tiket untuk pergi ke Jakarta. Akulah yang menguruskan tiket itu hingga sewaktu ia datang ke kantor, ia tinggal menerima tiket itu sambil mengganti uangnya. Sesuatu yang kulakukan karena memang sudah jadi tugasku, ternyata dihargai begitu tinggi oleh si bos Korea. Waktu ia berpamitan, ia membungkukkan badan persis seperti Obama, dan berkata, thank you a hundred times!
Aku terpana, bukan karena aku bangga ada orang yang menghormati aku, tapi aku kagum padanya yang mau melakukan itu pada seorang staf seperti aku.
Dunia ini memang semakin dipenuhi manusia-manusia besi, namun di antara mereka, masih banyak juga manusia-manusia berhati lembut. Yang memiliki keberanian untuk menunjukkan perhatian dan penghargaan pada sesamanya tanpa takut nilai dirinya berkurang. Orang-orang seperti Obama dan bos Korea itu. Semoga saja aku dan anda termasuk di antara mereka!
Ditulis oleh: Fanda
0 comments:
Post a Comment