Berapa sering kita dihadapkan pada prospek yang bagus, namun ada rintangan-rintangan tertentu yang bikin kita bilang: ‘Tapi gak mungkin..’, entah itu dalam karir, dalam usaha (bisnis), dalam studi maupun asmara? Mungkin banyak kali sebenarnya, hanya karena kita merasa suatu hal itu mustahil, maka kita mendorong ide itu jauh-jauh dari otak kita, sehingga akhirnya kita bahkan tak pernah memikirkannya lagi.
Tapi sebenarnya, apakah memang tidak mungkin? Apakah ada yang tidak mungkin? Kecuali, tentu saja, kalau anda ingin hidup selamanya atau anda ingin sesuatu yang melebihi wewenang Tuhan. Jangan-jangan pikiran kita yang menghalanginya, atau kita hanya terlalu malas untuk berusaha? Ayo kita lihat kisah nyata ini…
Pernah dengar atau berkunjung ke tokobagus.com, sebuah portal jual-beli online Indonesia di mana kita bisa menjual dan membeli serta pasang iklan tentang semua barang? Menurut klaimnya sendiri, tokobagus ini mendapatkan trafik ke-3 terbesar di Indonesia setelah kaskus.com dan detik.com. Menarik? Tapi bukan untuk mempromosikan portal ini tulisan ini dibuat, melainkan untuk belajar dari pendirinya.
Adalah seorang cowok berusia 19 tahun asal Belanda yang pada sekitar tahun 2000 pengen plesir ke luar negeri. Namanya Arnold Sebastian. Oleh biro travel, ia disodori 2 penawaran: ke Indonesia atau ke Meksiko. Berhubung ia belum pernah ke Indonesia, maka negara kitalah yang ia pilih. Ia adalah mahasiswa lulusan IT di negaranya, dan berobsesi untuk bisa bikin bisnis online sekelas amazon.com. Singkat kata, ia kerasan tinggal di Bali dan akhirnya memutuskan untuk pindah dan tinggal di Indonesia.
Pertama-tama ia harus beradaptasi di negeri yang baru. Ia belajar bahasa Indonesia secara otodidak melalui film barat yang diputar di TV swasta kita. Ia mendengarkan percakapan dalam bahasa Inggris dan belajar kosakata dari teks bahasa Indonesia yang mengiringi setiap percakapan. Ia pun masih ingat dengan ambisinya pada bisnis online, dan ingin mewujudkannya di Indonesia, yang saat itu sudah mulai terjangkit internet, namun hanya sedikit jumlah bisnis online yang ada. Peluang!
Akhirnya setelah melakukan survey, tibalah saat Arnold membuka tokobagus.com-nya. Karena saat itu orang Indonesia belum terbiasa bisnis online, bisnis Arnold sempat tertatih-tatih, pengunjungnya masih minim. Hingga di tahun 2008, saat penggunaan internet makin murah di Indonesia, bisnis Arnold pun melaju dengan pesat. Sekarang karyawan Arnold telah berjumlah 14 orang, dengan jumlah kunjungan 20 juta per bulan pada tahun 2009, dan diprediksi bakal melonjak 2 kali lipat tahun ini. Sedang jumlah pemasang iklannya ada 260 ribu.
Waktu baca kisah ini di Jawa Pos, aku langsung berpikir, mengapa orang Belanda ini harus menjalankan bisnis di bumi pertiwi kita? Kenapa bukan anak bangsa kita sendiri? Namun, di sisi lain, mau tak mau aku juga salut pada perjuangan Arnold, terlepas dari tempat kelahirannya. Kesuksesan Arnold harusnya menjadi cambuk buat kita, anak bangsa yang kita cintai ini, bahwa ia yang datang dan tinggal di negara baru tanpa pengetahuan dan pengenalan akan negara itu, mampu melihat sebuah prospek yang menjanjikan untuk membangun usaha.
Lalu bagaimana dengan kita, yang notabene lahir di tanah air ini, hidup dan berkembang di lingkungan yang sama berpuluh tahun. Kita yang sangat mengenal budaya masyarakat dan kebutuhan serta problemanya. Harusnya kita jauh lebih siap dan mampu melihat setiap prospek yang ada. Tentu saja tidak harus bisnis yang sama, dan tak harus sebuah bisnis juga. Kita bisa melakukan apapun yang kita impikan kalau kita memiliki kemauan yang kuat.
Rintangan jangan dipandang sebagai penghalang jalan, namun jadikan sebagai kekuatan. Lihatlah Arnold, dengan segala keterbatasannya, lingkungan baru, bahasa asing, budaya asing, namun ia mampu belajar untuk mengatasi keterbatasan itu dan membangun mimpinya justru di atas keterbatasan itu.
Kita sering berujar: Aku tak fasih berbahasa Inggris, jadi aku tak bisa membuat artikel bahasa Inggris. Aku tak pandai menulis, maka aku takkan bisa jadi penulis. Aku tak lulus sarjana, maka kehidupanku mentok seperti ini saja, dan banyak lagi alasan-alasan yang kita dengar sehari-hari.
Sekarang, ayo kita hentikan semua keluh kesah di atas. BUKAN kita tak bisa, tapi sebenarnya kita tak mau. Kalau memang sekarang kita tak bisa, maka BELAJARlah. Kalau memang sekarang belum sampai di suatu tempat, BERJALANlah. Ambillah satu langkah kecil demi langkah kecil, maka kita semua akhirnya akan membuat satu lompatan besar dari tempat start kita!
Ditulis oleh: Fanda
Tapi sebenarnya, apakah memang tidak mungkin? Apakah ada yang tidak mungkin? Kecuali, tentu saja, kalau anda ingin hidup selamanya atau anda ingin sesuatu yang melebihi wewenang Tuhan. Jangan-jangan pikiran kita yang menghalanginya, atau kita hanya terlalu malas untuk berusaha? Ayo kita lihat kisah nyata ini…
Pernah dengar atau berkunjung ke tokobagus.com, sebuah portal jual-beli online Indonesia di mana kita bisa menjual dan membeli serta pasang iklan tentang semua barang? Menurut klaimnya sendiri, tokobagus ini mendapatkan trafik ke-3 terbesar di Indonesia setelah kaskus.com dan detik.com. Menarik? Tapi bukan untuk mempromosikan portal ini tulisan ini dibuat, melainkan untuk belajar dari pendirinya.
Adalah seorang cowok berusia 19 tahun asal Belanda yang pada sekitar tahun 2000 pengen plesir ke luar negeri. Namanya Arnold Sebastian. Oleh biro travel, ia disodori 2 penawaran: ke Indonesia atau ke Meksiko. Berhubung ia belum pernah ke Indonesia, maka negara kitalah yang ia pilih. Ia adalah mahasiswa lulusan IT di negaranya, dan berobsesi untuk bisa bikin bisnis online sekelas amazon.com. Singkat kata, ia kerasan tinggal di Bali dan akhirnya memutuskan untuk pindah dan tinggal di Indonesia.
Pertama-tama ia harus beradaptasi di negeri yang baru. Ia belajar bahasa Indonesia secara otodidak melalui film barat yang diputar di TV swasta kita. Ia mendengarkan percakapan dalam bahasa Inggris dan belajar kosakata dari teks bahasa Indonesia yang mengiringi setiap percakapan. Ia pun masih ingat dengan ambisinya pada bisnis online, dan ingin mewujudkannya di Indonesia, yang saat itu sudah mulai terjangkit internet, namun hanya sedikit jumlah bisnis online yang ada. Peluang!
Akhirnya setelah melakukan survey, tibalah saat Arnold membuka tokobagus.com-nya. Karena saat itu orang Indonesia belum terbiasa bisnis online, bisnis Arnold sempat tertatih-tatih, pengunjungnya masih minim. Hingga di tahun 2008, saat penggunaan internet makin murah di Indonesia, bisnis Arnold pun melaju dengan pesat. Sekarang karyawan Arnold telah berjumlah 14 orang, dengan jumlah kunjungan 20 juta per bulan pada tahun 2009, dan diprediksi bakal melonjak 2 kali lipat tahun ini. Sedang jumlah pemasang iklannya ada 260 ribu.
Waktu baca kisah ini di Jawa Pos, aku langsung berpikir, mengapa orang Belanda ini harus menjalankan bisnis di bumi pertiwi kita? Kenapa bukan anak bangsa kita sendiri? Namun, di sisi lain, mau tak mau aku juga salut pada perjuangan Arnold, terlepas dari tempat kelahirannya. Kesuksesan Arnold harusnya menjadi cambuk buat kita, anak bangsa yang kita cintai ini, bahwa ia yang datang dan tinggal di negara baru tanpa pengetahuan dan pengenalan akan negara itu, mampu melihat sebuah prospek yang menjanjikan untuk membangun usaha.
Lalu bagaimana dengan kita, yang notabene lahir di tanah air ini, hidup dan berkembang di lingkungan yang sama berpuluh tahun. Kita yang sangat mengenal budaya masyarakat dan kebutuhan serta problemanya. Harusnya kita jauh lebih siap dan mampu melihat setiap prospek yang ada. Tentu saja tidak harus bisnis yang sama, dan tak harus sebuah bisnis juga. Kita bisa melakukan apapun yang kita impikan kalau kita memiliki kemauan yang kuat.
Rintangan jangan dipandang sebagai penghalang jalan, namun jadikan sebagai kekuatan. Lihatlah Arnold, dengan segala keterbatasannya, lingkungan baru, bahasa asing, budaya asing, namun ia mampu belajar untuk mengatasi keterbatasan itu dan membangun mimpinya justru di atas keterbatasan itu.
Kita sering berujar: Aku tak fasih berbahasa Inggris, jadi aku tak bisa membuat artikel bahasa Inggris. Aku tak pandai menulis, maka aku takkan bisa jadi penulis. Aku tak lulus sarjana, maka kehidupanku mentok seperti ini saja, dan banyak lagi alasan-alasan yang kita dengar sehari-hari.
Sekarang, ayo kita hentikan semua keluh kesah di atas. BUKAN kita tak bisa, tapi sebenarnya kita tak mau. Kalau memang sekarang kita tak bisa, maka BELAJARlah. Kalau memang sekarang belum sampai di suatu tempat, BERJALANlah. Ambillah satu langkah kecil demi langkah kecil, maka kita semua akhirnya akan membuat satu lompatan besar dari tempat start kita!
Ditulis oleh: Fanda
0 comments:
Post a Comment