Beberapa hari lalu dapat e-mail dengan gambar yang lucu dari seorang teman. Ternyata isinya lebih dari sekedar bikin tertawa, tapi justru membuatku sadar bahwa ada yang kurang dalam hubungan antar manusia dan keluarga di dunia dewasa ini. Apa itu? Yuk baca cerita ini dulu, yang aku terjemahkan dan ubah sedikit dari bahasa dan tulisan aslinya…
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dengan masih mencangklong tas sekolahnya tiba-tiba mendatangi ibunya dengan wajah bingung sepulang dari sekolah.
Anak: Mama…aku punya masalah minum-minum…
Mama: Apa?? Ya ampun Rudi…kamu ini kan baru umur 6 tahun!
Ayah si anak mendekat karena mendengar suara meninggi istrinya.
Mama: Ini semua salahmu, Pa!
Papa: Salah Papa?! Justru Mama yang harusnya lebih banyak berada di rumah untuk menemani Rudi!
Mama: Tapi si Rudi kita yang baru berumur 6 tahun sudah punya masalah minum-minum. Darimana dia mencontoh kelakuan itu? Pasti dari papanya. Memang kamu bukan contoh yang baik buat Rudi.
Rudi yang malang makin ketakutan karena mama dan papanya berteriak-teriak satu sama lain sambil menuding-nuding. Ia tak mengerti mengapa mama dan papanya jadi marah-marah karena apa yang ia katakan tadi. Sementara itu pertengkaran semakin sengit…
Papa: Selama ini aku melakukan segalanya hanya untuk keluarga kita, dan inikah yang aku dapat sebagai imbalannya?? Kalau begitu aku pergi saja dari sini!!
Mama: Baiklah, PERGI SAJA!! AKU DAN RUDI TAK MEMBUTUHKAN ORANG SEPERTI KAMU DISINI!
Rudi mulai menangis, meski masih 6 tahun namun ia merasakan bahwa ada sesuatu yang tak beres, dan takut akan kehilangan ayahnya.
Mama: Oh Rudi…jangan menangis, sayang. Gak pa pa kok. Kita akan baik-baik saja meskipun tidak ada papa.
Mama memeluk Rudi yang terisak makin keras.
Mama: Rudi… Sekarang Mama minta Rudi ceritakan semua tentang masalah minum-minum itu.
Rudi: Hiks…hiks…
Mama: Ayolah Rudi, katakan saja, tidak apa-apa sayang…Ceritakan tentang masalah minum-minummu itu pada mama…
Maka Rudi, masih sambil menangis, membuka tas yang sedari tadi masih dicangklongnya, lalu mengeluarkan secarik kertas. Dengan masih sesenggukan, Rudi membacakan isi kertas itu…
Rudi: Ali dan Amin sedang minum-minum. Jika Ali minum satu liter sirup dan Amin minum 2 liter sirup, berapakah jumlah sirup yang diminum keduanya?
Mama: ??!!???
-----
Reaksi awal kita pasti tertawa. Tapi, meski tidak seekstrim kisah itu, dalam hidup kita sehari-hari, berapa kali mis-understanding terjadi hanya karena kita tak mau mendengarkan, tak mau mencoba memahami, atau bertanya dengan jelas agar kita mengerti benar duduk persoalannya, baru kita bereaksi?
Sadarkah kita berapa banyak kerugian yang kita rasakan ketika hal paling dasar dalam komunikasi yaitu: mendengarkan, kita abaikan? Mungkin kita jadi mengerjakan sesuatu yang salah, mungkin persahabatan kita menjadi rusak, bahkan mungkin perkawinan bisa hancur.
Jadi mulai sekarang, ayo kita perbaiki cara kita berkomunikasi. Selalu sediakan waktu untuk mendengar dan memahami terlebih dahulu sebelum kita mengambil keputusan untuk apapun. Keputusan yang salah itu mahal harganya loh!
Ditulis oleh: Fanda
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dengan masih mencangklong tas sekolahnya tiba-tiba mendatangi ibunya dengan wajah bingung sepulang dari sekolah.
Anak: Mama…aku punya masalah minum-minum…
Mama: Apa?? Ya ampun Rudi…kamu ini kan baru umur 6 tahun!
Ayah si anak mendekat karena mendengar suara meninggi istrinya.
Mama: Ini semua salahmu, Pa!
Papa: Salah Papa?! Justru Mama yang harusnya lebih banyak berada di rumah untuk menemani Rudi!
Mama: Tapi si Rudi kita yang baru berumur 6 tahun sudah punya masalah minum-minum. Darimana dia mencontoh kelakuan itu? Pasti dari papanya. Memang kamu bukan contoh yang baik buat Rudi.
Rudi yang malang makin ketakutan karena mama dan papanya berteriak-teriak satu sama lain sambil menuding-nuding. Ia tak mengerti mengapa mama dan papanya jadi marah-marah karena apa yang ia katakan tadi. Sementara itu pertengkaran semakin sengit…
Papa: Selama ini aku melakukan segalanya hanya untuk keluarga kita, dan inikah yang aku dapat sebagai imbalannya?? Kalau begitu aku pergi saja dari sini!!
Mama: Baiklah, PERGI SAJA!! AKU DAN RUDI TAK MEMBUTUHKAN ORANG SEPERTI KAMU DISINI!
Rudi mulai menangis, meski masih 6 tahun namun ia merasakan bahwa ada sesuatu yang tak beres, dan takut akan kehilangan ayahnya.
Mama: Oh Rudi…jangan menangis, sayang. Gak pa pa kok. Kita akan baik-baik saja meskipun tidak ada papa.
Mama memeluk Rudi yang terisak makin keras.
Mama: Rudi… Sekarang Mama minta Rudi ceritakan semua tentang masalah minum-minum itu.
Rudi: Hiks…hiks…
Mama: Ayolah Rudi, katakan saja, tidak apa-apa sayang…Ceritakan tentang masalah minum-minummu itu pada mama…
Maka Rudi, masih sambil menangis, membuka tas yang sedari tadi masih dicangklongnya, lalu mengeluarkan secarik kertas. Dengan masih sesenggukan, Rudi membacakan isi kertas itu…
Rudi: Ali dan Amin sedang minum-minum. Jika Ali minum satu liter sirup dan Amin minum 2 liter sirup, berapakah jumlah sirup yang diminum keduanya?
Mama: ??!!???
-----
Reaksi awal kita pasti tertawa. Tapi, meski tidak seekstrim kisah itu, dalam hidup kita sehari-hari, berapa kali mis-understanding terjadi hanya karena kita tak mau mendengarkan, tak mau mencoba memahami, atau bertanya dengan jelas agar kita mengerti benar duduk persoalannya, baru kita bereaksi?
Sadarkah kita berapa banyak kerugian yang kita rasakan ketika hal paling dasar dalam komunikasi yaitu: mendengarkan, kita abaikan? Mungkin kita jadi mengerjakan sesuatu yang salah, mungkin persahabatan kita menjadi rusak, bahkan mungkin perkawinan bisa hancur.
Jadi mulai sekarang, ayo kita perbaiki cara kita berkomunikasi. Selalu sediakan waktu untuk mendengar dan memahami terlebih dahulu sebelum kita mengambil keputusan untuk apapun. Keputusan yang salah itu mahal harganya loh!
Ditulis oleh: Fanda
0 comments:
Post a Comment