Seorang jemaat bercerita kepada seorang pendeta.
“Saya lebih baik tidak ketemu mereka. Saya memang ingin melupakan kejadian pahit itu. Tetapi bila saya bertemu mereka, pasti ingat lagi.”
Dengan bijak, pak pendeta berkata : “Memang itu bukan perkara mudah. Butuh waktu untuk bisa menerima kenyataan yang sudah terjadi itu. Tuhan saja tidak serta merta menghukum umatNya seperti bapak ketika kita berbuat salah. Karena Tuhan tahu kelemahan kita. Ada orang yang hanya butuh satu dua hari saja, tetapi ada yang butuh waktu satu dua bulan, bahkan satu tahun untuk bisa menerima apa yang terjadi. Yang penting, di sini adalah menyerahkan kelemahan itu kepada Tuhan dan berkomitmen untuk dapat menerimanya. Jika Bapak bisa menerimanya, maka Bapak akan mendapat kelegaan dan sukacita yang luar biasa.”
Masalah menerima kejadian yang pahit memang bukan hal yang sederhana. Beberapa hal di bawah ini perlu dihayati supaya timbul niat hati kita untuk bisa menerima segala sesuatu dengan hati terbuka.
KERELAAN MENERIMA KENYATAAN BAHWA KITA SATU TAHAP LEBIH MAJU.
Kita akan menjadi lebih tenang dan mampu melepaskan masa lalu untuk bergerak ke depan dengan pola pandang baru. Hal ini memungkinkan kita untuk bisa memanfaatkan kesempatan yang ada di kemudian hari. Kita akan menemukan mimpi dan harapan baru.
KERELAAN MENERIMA KENYATAAN MEMBUAT KITA SEMAKIN KOKOH.
Ketka di kemudian hari ada masa-masa sulit yang menghampiri kita, kita sudah berpengalaman dan menjadi lebih siap. Dendam dan sakit hati tidak akan lagimenguasai diri kita. Penerimaan menjadi pertahanan terbaik dan cara untuk terus percaya pada diri sendiri.
KERELAAN MENERIMA KENYATAAN AKAN MEMUPUS RASA BENCI DAN DENDAM.
Rasa damai yang sejati dari Tuhan tidak lagi dihancurkan oleh perasaan dan pikiran negatif. Bahkan, tanpa disadari rasa damai itu akan terpancar keluar dan berdampak pada lingkungan atau orang lain. Akan timbul rasa damai juga di hati mereka.
Bagaimanapun sulitnya, kita harus berusaha untuk mau menerima kenyataan. Untuk itu, pandanglah berkat di balik proses hidup yang sulit itu.
NOTE : JIKA HATI KITA BAGAI SAMUDERA, MAKA KITA AKAN BISA MENETRALKAN ‘BANGKAI’ PERKATAAN DAN SIKAP ORANG LAIN.
0 comments:
Post a Comment