We are students of words: we are shut up in schools, and colleges, and recitation-rooms, for ten or fifteen years and come out at last with a bag of wind, a memory of words, and do not know a thing. (Ralph Waldo)
Kegiatan belajar-mengajar (KBM) yang berhasil dengan baik, seringkali dalam pelaksanaannya mengandalkan penggunaan sumber belajar yang tepat atau sesuai, tidak melulu berupa ceramah dengan hamburan kata-kata dari sang guru. Sumber belajar yang sesuai, saat digunakan dalam KBM akan memberikan manfaat seperti: (1) Memberikan dorongan kepada siswa terhadap pembelajaran karena dapat menarik perhatian dan merangsang minat mereka; (2) Pengalaman belajar yang diperoleh siswa menjadi lebih bermakna dan membuat mereka terlibat secara langsung; (3) Dapat memberikan andil dalam pembentukan sikap dan pengembangan apresiasi siswa terhadap pembelajaran dan terhadap guru; (4) Dapat memperjelas dan memberikan ilustrasi yang lebih baik serta memberikan kesempatan bagi siswa untuk melatihkan keterampilan bekerja.
Ada beragam sumber belajar yang dapat digunakan oleh guru dalam KBM, misalnya: (1) sumber nyata, yang dapat berupa pembicara tamu, benda dan alat, model dan tiruan benda asli; (2) bahan tak terproyeksikan (dwimatra), seperti lembaran kertas bercetak, papan tulis atau kartu peraga, diagram, bagan, grafik, foto objek, dan alat bantu kerja; (3) rekaman suara, dapat berupa rekaman dalam kaset, rekaman dalam cakram atau disc; (4) gambar diam yang diproyeksikan, dapat berupa slide, lembaran transparan-OHP, program komputer; (5) gambar bergerak yang diproyeksikan, dapat berupa film, rekaman video; (6) kombinasi media, yang dapat berupa kertas bercetak dan kaset suara, slide dan kaset suara, komputer interaktif dan cakram/disc, presentasi dengan program power point atau flash.
Dengan beragamnya sumber belajar yang mungkin tersedia, maka seorang guru harus bisa memilih sumber belajar yang tepat untuk KBM yang akan dilaksanakannya. Setidaknya, ada 3 cara yang lazim digunakan oleh guru untuk memilih sumber belajar, yaitu:
Pertama:
Pemilihan berdasarkan sumber belajar yang tersedia. (“Sekolah telah membelikan perlengkapan video, jadi perlengkapan itulah yang saya gunakan.”)
Kedua:
Pemilihan berdasarkan apa yang paling dirasa akrab atau dikenali oleh guru dan enak dipakai menurut perasaannya. (“Saya menyukai penggunaan charta, karena saya biasa menggunakannya pada setiap KBM yang saya laksanakan.”)
Ketiga:
Pemilihan berdasarkan tujuan pembelajaran dengan mengikuti pedoman tentang pemilihan sumber belajar yang objektif (efektif). (“Saya memilih format presentasi dengan program power point karena cocok sekali dengan patokan yang telah ditetapkan dalam memilih media.”)
Nah, apabila ada keterbatasan atau kendala dalam hal perlengkapan pelayanan atau fasilitas, barangkali tata cara pemilihan yang pertama di atas merupakan satu-satunya tata cara yang dapat dipakai. Wawasan seorang guru akan diperluas apabila tata cara yang kedua yang diikuti, dimana guru telah melihat bahwa ada beberapa alternatif media atau sumber belajar yang tersedia di sekolah. Tata cara pemilihan sumber belajar yang ketiga adalah tata cara pemilihan smber belajar yang paling baik. Tata cara ini memberikan landasan bagi guru untuk mempertimbangkan secara makul dan ilmiah dalam memilih sumber belajar bagi siswa-siswanya.
Bagi guru yang (telah disebutkan di atas, sebaiknya menggunakan tata cara keiga dalam memilih sumber belajar) akan memilih sumber belajar bagi siswanya, sebaiknya mempertimbangkan sumber berdasarkan atribut-atribut atau karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh sumber elajar itu. Ada banyak atribut yang harus dipertimbangkan oleh guru, di antaranya yang terpenting adalah: (1) situasi penggunaan, apakah untuk kelompok besar, kelompok kecil, atau belajar mandiri; (2) cara pembahasan yang diperlukan dalam mata pelajaran tersebut, apakah berupa lambang atau kata-kata atau harus berupa benda nyata; (3) penyajian dalam bentuk gambar, apakah sebaiknya gambar berupa foto atau cukup gambar grafis saja; (4) faktor ukuran, apakah perlu diproyeksikan atau tidak; (5) faktor warna, apakah penting untuk berwarna atau cukup hitam-putih saja; (6) faktor gerak, apakah harus dalam bentuk bergerak atau cukup diam saja; (7) faktor bahasa, apakah harus lisan atau sebaiknya trtulis; (8) faktor suara, apakah harus bersuara atau cukup bila tanpa suara.
Semakin banyak atribut-atribut penting yang dipertimbangkan oleh seorang guru dalam pemilihan sumber belajar, ditinjau dari segi sasaran atau tujuan pembelajaran, maka jelas semakin bagus sumber belajar yang telah guru pilih.
(Sumber: The Instructional Design Process, 1985. Jerrold E. Kemp. Harper & Row Publisher, Inc. New York. (dengan beberapa penyesuaian dan penambahan dari sumber-sumber lain)).
0 comments:
Post a Comment