Seorang remaja ABG berkata begini kepada mamanya ketika disuruh pergi ke gereja.
“Malas akh,ma…Yang penting, aku tetap berkelakuan baik setiap harinya.”
Lain lagi alasan Doni, seorang pemuda berusia 34 tahun. Ia memang terkenal anti ke gereja. Doni berkata : “Gue bisa dengerin khotbah dari kaset atau lewat radio. Bisa juga nonton pendeta khotbah di televisi. Kalo mau nyanyi, gue tinggal puter CD atau MP3 aja. Ngapain mesti repot-repot ke gereja?”
Sementara alasan Marco, seorang pria berusia setengah baya setiap kali diajak isterinya ke gereja. “Banyak orang yang ke gereja, tapi kelakuan mereka minus. Tetapi, ada juga orang yang nggak pernah ke gereja, kelakuannya baik banget. Jadi, apa gunanya ke gereja?”
Sedangkan, seorang wanita karir punya alasan begini : “Hari Minggu itu waktu kumpul dengan keluarga. Waktu istirahat dari kesibukan bekerja. Jadi, gunakan sebaik mungkin. Kalau sempet ya ke gereja, kalau suami atau anak ngajak jalan-jalan, ya mending ngumpul dengan mereka toh.”
Daaaan…sejuta alasan lagi yang dikemukan oleh banyak orang yang menolak pergi ke gereja.
Yeah, memang tak sedikit umat Nasrani yang menganggap bahwa ibadah di hari Minggu bukanlah keharusan. Hari Minggu sering dijadikan hari istirahat dan bersenang-senang. Kalaupun ke gereja, tak sedikit yang datang terlambat. Seolah-olah ibadah di gereja bukan acara penting.
Padahal kita selalu pergi kerja lebih awal agar tidak terlambat. Bahkan, ketika sedang tidak enak badan, kita tetap memaksakan diri untuk pergi bekerja karena takut dipecat oleh atasan. Sebenarnya hal ini baik. Kita memang harus disiplin dalam bekerja. Tetapi bagaimana dengan keberangkatan kita untuk beribadah di gereja? Apakah kita sudah menerapkan ketaatan dan disiplin diri yang sama untuk beribadah? Bagi yang masih sekolah, bukankah akan berusaha menaati peraturan di sekolah termasuk jam masuk? Seharusnya kita berlaku sama bahkan lebih baik lagi berkaitan dengan keberangkatan kita untuk beribadah.
Kerinduan yang besar untuk bersekutu dengan Tuhan melalui ibadah di gereja, merupakan salah satu patokan untuk mengukur kasih dan ketaatan kita kepada Tuhan. Matius 6 : 21 berkata : “Karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.”
Jika kita menjadikan Tuhan sebagai harta yang paling berharga, maka hati kita akan melekat kepadaNya. Kita akan rindu bersekutu dengan Dia. Kehadiran untuk ibadah di gereja tak bisa digantikan dengan apapun. Ketika kita datang untuk beribadah, kita telah menunjukkan kasih dan ketaatan kepada Tuhan, bahwa kita menghormati Dia lebih dari yang lain. Di dalam persekutuan dengan Tuhan dan sesama melalui jam-jam ibadah, kita akan menyenangkan hati Tuhan dan kerohanian kita akan dikuatkan.
Ganti kemalasan dengan ketaatan, karena Tuhan mengasihi orang yang sungguh-sungguh hati kepadaNya.
NOTE : KALAU ORANG YANG SERING KE GEREJA MASIH BANYAK KELEMAHAN, BAGAIMANA DENGAN YANG TIDAK KE GEREJA?
By Fanny
0 comments:
Post a Comment