Wednesday, February 9, 2011

Keadilan Nabi صلى الله عليه وسلم

Keadilan Nabi صلى الله عليه وسلم


Islam datang dengan keadilan yang sejati sebagaimana kenyataan dalam firman Allah I:â إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى [النحل: 90.

"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat." (QS. an-Nahl :90)

Dan firmanNya:

â وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى á [المائدة: 8].

"Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, kerana bersikap adil itu lebih dekat kepada taqwa." (QS. al-Maidah :8)

Di antara gambaran keadilan Nabi r yang sama-rata, kisah seorang perempuan mulia dari Bani Makhzum yang mencuri. Kes perempuan ini menarik perhatian kaum Quraisy dan mereka ingin mencari orang tengah yang boleh menjadi perantaraan dengan Rasulullah r untuk menghindarkan hukuman had darinya.

Maka mereka berkata: "Siapakah yang boleh bercakap dengan Rasulullah r dalam kes ini ?" Mereka berkata: " Tidak ada yang berani melakukannya kecuali Usamah bin Zaid t yang dicintai Rasulullah r." Maka perempuan itu dibawa ke hadapan Rasulullah r, lalu Usamah bin Zaid t bercakap tentang perempuan itu kepada Rasulullah r.

Maka berubahlah raut wajah Rasulullah r dan bersabda:

أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللهِ؟

"Apakah engkau memberi syafaat dalam satu had dari hudud Allah I?

Usamah t berkata: " Mohonlah ampun untukku, wahai Rasulullah." Maka tatkala di waktu isya', Rasulullah r berdiri memberikan pidato. Lalu baginda r memuji Allah I sebagaimana mestinya, kemudian bersabda:

"أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّما أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ، وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمُ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الحَدَّ، وَإِنِّي وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ، لَقَطَعْتُ يَدَهَا" [مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ].

"Amma ba'du, sesungguhnya yang membinasakan umat sebelum kamu adalah bahwa mereka, apabila orang yang mulia mencuri di antara mereka, mereka membiarkannya. Apabila orang yang lemah mencuri pada mereka, mereka menegakkan hukum atasnya. Sesungguhnya aku, demi Allah yang diriku berada di tangan-Nya, jika sesungguhnya jika Fatimah binti Muhammad mencuri nescaya aku akan potong tangannya." Muttafaqun 'alaih.

Inilah keadilan Nabi r yang tidak membezakan di antara orang yang mulia dan hina, atau di antara yang kaya dan miskin, atau di antara pemerintah dan rakyat. Semuanya berada di dalam timbangan kebenaran dan keadilan sama rata.

Di antara kisah keadilan baginda saw, kisah an-Nu'man bin Basyir t yang berkata: Ayahku memberikan satu pemberian kepadaku, lalu ibunya Umrah binti Rawahah radhiyallahu 'anha berkata: " Aku tidak redha sehingga Rasulullah r bersaksi ". Maka dia datang kepada Rasulullah r seraya berkata: " Sesungguhnya aku memberikan satu pemberian kepada anakku dari Umrah bin Rawahah t, lalu dia menyuruhku agar mempersaksikan kepada engkau, wahai Rasulullah". Rasulullah r bersabda: " Apakah engkau memberikan seperti ini kepada semua anakmu? " Dia menjawab: "Tidak." Beliau r bersabda:

فاتَّقُوا اللهَ وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَبْنَائِكُمْ

" Bertaqwalah kepada Allah I dan berlaku adillah di antara anak-anakmu." Maka Basyir t pulang dan menarik balik pemberiannya.' Muttafaqun 'alaih.

Dalam satu riwayat, dia berkata: " Apakah engkau mempunyai anak selain dia?" Dia menjawab: "Ya." Beliau r bersabda: "Apakah engkau memberikan semuanya seperti ini?" Dia t menjawab: "Tidak." Beliau r bersabda: "Maka aku tidak mahu bersaksi di atas kezaliman." Muttafaqun 'alaih.

Zulkhuwaishirah at-Tamimi datang saat Nabi r membahagi harta, lalu berkata: " Berlaku adillah, wahai Rasulullah! Maka Rasulullah r bersabda:

"وَيْلَكَ! وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ؟ قَدْ خِبْتُ وَخَسِرْتُ إِذَا لَمْ أَكُنْ أَعْدِلُ" . متفقٌ عَلَيْهِ

"Celakalah engkau, siapakah yang adil apabila aku tidak adil ? Sesungguh aku rugi dan sia-sia jikalau aku tidak berlaku adil." Muttafaqun 'alaih.

Bagindalah r yang Allah I memberikan kurnia kepadanya, member petunjuk kepdanya, dan memberikan amanah wahyu kepadanya. Bagaimana mungkin dia tidak adil? Sedangkan bagindalah yang bersabda:

"إِنَّ المقْسِطِينَ عِنْدَ اللهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وُلّوا" [رَوَاهُ مُسْلِم].

"Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah I berada di atas minbar dari cahaya, iaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum mereka, keluarga mereka, dan apa yang mereka diberi kuasa." HR. Muslim.

Adapun keadilan sesama semua isteri, sesungguhnya Nabi r melaksanakannya dengan cara yang sebenarnya. Baginda r membahagikan di antara mereka apa yang dia r mampu samada berupa tempat tinggal, nafkah hidup dan selainnya dengan keadilan yang sempurna samada saat musafir atau bermuqim. Baginda menginap di sisi setiap isteri satu malam. memberi nafkah apa yang ada di tangannya dengan pembagian yang sama rata. Baginda menyediakan bagi setiap orang satu bilik. Apabila baginda saw ingin bermusafir, baginda r mencabut undian di antara mereka, setiap orang pada gilirannya.

Tatkala baginda r ingin menetap di rumah Aisyah radhiyallahu 'anha semasa teruknya sakit baginda saw, mereka mengizinkan baginda r agar menetap saat sakit di rumah Aisyah. Maka baginda r tinggal di rumahnya hingga wafat. Walaupun telah berlaku adil seperti itu, baginda masih meminta uzur kepada Allah I sambil berkata:

اللهُمَّ هَذَا قَسَمِي فِيمَا أَمْلِكُ، فَلَا تَلُمْنِي فِيمَا تَمْلِكُ وَلَا أَمْلِكُ" [رواه أبوداود والترمذيُّ].

"Ya Allah, inilah pembahagian yang mampu aku lakukan, maka janganlah Engkau mencelaku pada sesuatu yang Engkau miliki dan aku pula tidak memiliki." HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi.

Nabi r memberikan peringatan keras terhadap sikap cenderung kepada salah seorang isteri dengan mengurangi hak yang lain. Nabi r bersabda:

مَنْ كَانَتْ لَهُ امْرَأَتَانِ, فَمَالَ إِلَى إِحْدَاهُمَا، جَاءَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَشِقُّهُ مَائِلٌ" [رواه مسلم].

"Barangsiapa yang mempunyai dua orang isteri, lalu dia cenderung kepada salah seorang dari keduanya, nescaya dia datang pada hari kiamat sedangkan sebelah tubuhnya condong." HR. Muslim.

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila