Wednesday, February 9, 2011

Para Ustadz/ah bukanlah Malaikat, para Dokterpun bukanlah Tuhan

Bismillaahirrohmanirrohiim

Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarakatuh...



Seorang Ustadz, bila dia sudah melaksanakan tugasnya, maka dia sudah lepas tanggung jawab atas kejahatan masyarakatnya, bila masyarakat itu masih berbuat ma'siat. Namun, bila sang ustadz tak melaksanakan tugas/profesinya sebagai juru dakwah, baru ustadz itu salah (dan sebenarnya soal dakwah ini, masing-masing manusia diberi kewajiban, karena perintah dakwah dalam firman Allah bukan untuk para ustadz, tetapi untuk keseluruhan ummat Islam).

"Laa taziruu waaziratuwwizraa ukhraa"(Tidak ada seseorang menanggung dosa orang lain). Hal ini, sepanjang tugas sudah dilaksanakan. Kalau masih belum baik manusianya meski dah di dakwahin, itu bukan tanggung jawab para ustadz lagi, karena
Hidayah hanya milik Allah semata Bukankah Allah sudah berfirman "Sesungguhnya engkau tidak bisa memberikan hidayah kepada orang yang kamu sukai/cintai, tetapi Allah sematalah yang akan memberikan hidayah tersebut", sekali lagi, para Ustadz, juru dakwah, bukanlah Malaikat

Begitu pula dengan para dokter, selagi mereka melaksanakan tugasnya, maka tak ada tanggung jawabnya terhadap pasiennya lagi
atas kesembuhan, karena para dokter bukanlah Tuhan sang penyembuh total. Hanya saja, kalau dokter tak melaksanakan tugasnya sebagai seorang dokter dengan melaksanakan kode ethic kedokteran, baru disanalah sikap dan perbuatan dokter itu dipertanggung jawabkan dihadapan Allah 'Ta'ala kelak. Semua ini, karena kullukum raa'in, wakullu rain masuulun 'an ra'iyyatihi, masing-masing kamu pemimpin, dan kamu bertanggung jawab atas apa yang kamu pimpin(yakni termasuk disana profesi kita masing-masing, kita harus bertanggung jawab, karena kelak akan ditanya, bukan sekedar umur saja, uang, harta, profesipun akan ditanya, kemana dari mana kita cari, dan untuk apa semua itu).



Wassalamu'alaikum

Mohon maaf bila kurang berkenan, kalau benar, itu semata dari
Allah Ta'ala, kalau salah itu dari saya pribadi

"Laa tahtaqir Syaian mahmaa kaana shaghiiran"

(Jangan anggap enteng segala sesuatu meskipun ia kecil)

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila