Pemikiran pemikiran filsafat Yunani yang masuk dalam kancah pemikiran Islam lewat terjemahan, diakui oleh banyak kalangan telah mendorong perkembangan filsafat islam menjadi makin pesat. Namun demikian seperti dikatakan Oliver Leaman adalah suatu kesalahan besar jika menganggap bahwa filsafat Islam bermula dari ppenerjemahan text-text yunani tersebut atau hanya nukilan dari filsafat Aristoteles (384-322) seperi dituduhkan oleh Renan, atau dari neo-Platonisme seperti dituduhkan Duhem.
Pertama bahwa belajar atau berguru tidak berarti meniru atau membebek semata. Mesti dipahami bahwa kebudayaan Islam menembus berbagai macam gelombang dimana ia bergumul dan berintraksi. Pergumulan dan intraksi ini melahirkan pemikiran-pemikiran baru. Jika kebudayaan Islam tersebut terpengaruh oleh kebudayaan Yunani, mengapa tidak terpengaruh oleh peradapan India dan Persia
misalnya? Artinya transformasi dan peminjaman beberapa pemikiran tidak harus mengkonsuesikan perbudakan dan penjiplakan.
Kedua, kenyataan yang ada menunjukkan bahwa pemikiran rasional telah dahulu mapan dalam masyarakat muslim sebelum kedatanga filsafat yunani lewat terjamahan. Meski karya-karya Yunani telah mulai diterjemahkan pada kekuasaan Bani Umayyah, tetapi buku-buku filsafatnya yang kemudian melahirkan flosof muslim pertama Al-Kindy (801-873 M) baru mulai digarap secara serius pada masa dinasti Abbasiyah. Pada masa-masa ini system berpikir rasional telah berkembang pesat dalam masyarakat intelektual Arab-Islam.
Semua itu menunjukkan bahwa sebelum dikenal adanya logika dan filsafat Yunani telah ada model pemikiran filosofis yang berjalan baik dalam masyarakat Islam yakni dalam soal teologis dan kajian hukum. Bahkan, pemikiran rasional dari teologi dan hukum inilah yang telah berjasa menyapkan landasan bagi diterima dan berkembangnya logika dan filsafat Yunani dalam Islam.
Download Full Tokoh-Tokoh Filsafat Islam
0 comments:
Post a Comment