Ini adalah sebuah kisah yang ingin menyadarkan kita bahwa seringkali apa yang kita anggap penting justru tak ada artinya bagi Tuhan. Dan bahwa apa yang paling diinginkan Tuhan dari kita, justru sering kita lalaikan.
----
Pada suatu hari Minggu ada seorang koboi tua masuk ke sebuah gereja sesaat sebelum misa dimulai. Ia mengenakan pakaian yang bersih meskipun agak tua, celana jeans, kemeja denim dan sepatu bot yang sudah jelek. Di tangannya ia memegang topi tuanya dan sebuah kitab suci yang pinggirannya menghitam saking seringnya dibawa-bawa.
Gereja yang ia masuki adalah sebuah gereja yang cukup megah, terletak di bagian eksklusif sebuah kota. Malahan gereja itu mungkin gereja terbesar dan terindah yang pernah dilihat koboi itu seumur hidupnya. Semua umat lainnya pun datang dengan pakaian mahal dan perhiasan yang berkilauan.
Begitu si koboi duduk, umat yang duduk di dekatnya langsung berdiri dan pindah tempat ke bangku yang lain. Tak ada seorang pun yang menyambutnya atau bercakap-cakap dengannya. Mereka semua memandang dengan sinis akan dandanannya, dan sikap itu begitu kentara terlihat.
Setelah misa usai dan si koboi hendak meninggalkan gereja, sang imam mendekatinya dan berkata, “Sebelum anda kembali lagi ke gereja ini minggu depan, bercakap-cakaplah dengan Tuhan. Tanyakanlah apa yang pantas dipakai untuk mengikuti misa di gereja ini.” Si koboi memastikan bahwa ia akan melakukannya.
Minggu depannya…si koboi muncul lagi di misa dengan pakaian yang sama. Kemeja, jeans dan topi tua. Dan sekali lagi umat lain menjauhinya, dan ia diabaikan.
Sang imam mendekati koboi itu dan berkata, “Bukankah anda sudah berjanji akan bercakap-cakap dengan Tuhan sebelum datang ke misa minggu ini?’
“Saya sudah melakukannya”, jawab si koboi.
“Kalau anda sudah melakukannya, apa yang dikatakan Tuhan tentang yang pantas dipakai pada misa di sini?” tanya sang imam.
“Mm..begini Pastor, Tuhan bilang kepadaku bahwa Ia tak punya bayangan apa yang harus aku kenakan, karena Ia tak pernah hadir di gereja ini”
Pelajaran buat kita, bahwa yang terpenting bagi Tuhan sebenarnya adalah hati kita. Tak ada gunanya kita datang beribadat dengan baju luar yang bagus, namun setelah pulang kita tak peduli pada sesama kita. Apalagi kalau kasusnya seperti gereja yang dihadiri si koboi itu, masih di dalam gereja pun mereka sudah terang-terangan menghina sesama umatnya. Ketika hati kita masih ‘jelek’, Tuhan pun tak berkenan untuk datang.
Ditulis oleh: Fanda
----
Pada suatu hari Minggu ada seorang koboi tua masuk ke sebuah gereja sesaat sebelum misa dimulai. Ia mengenakan pakaian yang bersih meskipun agak tua, celana jeans, kemeja denim dan sepatu bot yang sudah jelek. Di tangannya ia memegang topi tuanya dan sebuah kitab suci yang pinggirannya menghitam saking seringnya dibawa-bawa.
Gereja yang ia masuki adalah sebuah gereja yang cukup megah, terletak di bagian eksklusif sebuah kota. Malahan gereja itu mungkin gereja terbesar dan terindah yang pernah dilihat koboi itu seumur hidupnya. Semua umat lainnya pun datang dengan pakaian mahal dan perhiasan yang berkilauan.
Begitu si koboi duduk, umat yang duduk di dekatnya langsung berdiri dan pindah tempat ke bangku yang lain. Tak ada seorang pun yang menyambutnya atau bercakap-cakap dengannya. Mereka semua memandang dengan sinis akan dandanannya, dan sikap itu begitu kentara terlihat.
Setelah misa usai dan si koboi hendak meninggalkan gereja, sang imam mendekatinya dan berkata, “Sebelum anda kembali lagi ke gereja ini minggu depan, bercakap-cakaplah dengan Tuhan. Tanyakanlah apa yang pantas dipakai untuk mengikuti misa di gereja ini.” Si koboi memastikan bahwa ia akan melakukannya.
Minggu depannya…si koboi muncul lagi di misa dengan pakaian yang sama. Kemeja, jeans dan topi tua. Dan sekali lagi umat lain menjauhinya, dan ia diabaikan.
Sang imam mendekati koboi itu dan berkata, “Bukankah anda sudah berjanji akan bercakap-cakap dengan Tuhan sebelum datang ke misa minggu ini?’
“Saya sudah melakukannya”, jawab si koboi.
“Kalau anda sudah melakukannya, apa yang dikatakan Tuhan tentang yang pantas dipakai pada misa di sini?” tanya sang imam.
“Mm..begini Pastor, Tuhan bilang kepadaku bahwa Ia tak punya bayangan apa yang harus aku kenakan, karena Ia tak pernah hadir di gereja ini”
Pelajaran buat kita, bahwa yang terpenting bagi Tuhan sebenarnya adalah hati kita. Tak ada gunanya kita datang beribadat dengan baju luar yang bagus, namun setelah pulang kita tak peduli pada sesama kita. Apalagi kalau kasusnya seperti gereja yang dihadiri si koboi itu, masih di dalam gereja pun mereka sudah terang-terangan menghina sesama umatnya. Ketika hati kita masih ‘jelek’, Tuhan pun tak berkenan untuk datang.
Ditulis oleh: Fanda
0 comments:
Post a Comment