Di sebuah kubangan air bekas hujan, berkumpul banyak katak. Mereka kelaparan karena sudah beberapa lama tidak ada serangga yang bisa dimangsa. Ketika seekor katak melihat ada beberapa ekor nyamuk yang terjebak di tembok berlumut yang ada di tepi kubangan air itu, ia memberitahukan teman-temannya. Sayangnya, posisi nyamuk-nyamuk itu tidak bisa dijangkau hanya dengan lompatan. Maka para katak itu mengadakan rapat untuk membahas strategi apa yang harus dilakukan untuk menyantap nyamuk-nyamuk itu.
Akhirnya, disepakati bahwa masing-masing katak merelakan punggungnya untuk dijadikan pijakan/tangga secara tersusun rapi, sehingga mencapai ketinggian di mana nyamuk-nyamuk itu berada.. Karena tinggi, maka diperlukan kesediaan dari puluhan ekor katak. Dan, terbentuklah susunan katak hingga berhasil menjangkau ketinggian yang cukup untuk menangkap mangsanya.
Sudah pasti, katak yang berada di tempat paling ataslah yang berhasil menyantap nyamuk-nyamuk itu. Setelah selesai menyantap, katak itu pun berteriak memberikan laporan tentang keberhasilannya. Katak-katak lain yang berada di bawahnya hanya terdiam dalam keadaan perut lapar. Itulah kerja sama yang bisa mereka lakukan. Kerja sama yang tidak bisa memberikan hasil pekerjaan secara adil dan merata ke semua katak yang ikut ambil bagian dalam perjuangan mereka.
Cara kerja sama seperti kisah para katak itu tentu saja harus dihindari. Di keluarga, dibutuhkan kerja sama ayah, ibu dan anak. Masing-masing bisa menikmati hasil kerja sama itu. Ibu dan anak menikmati hasil kerja keras ayah. Ayah dan anak menikmati kenyamanan dan kebersihan rumah karena ibu. Ayah dan ibu menikmati kebanggaan karena anaknya berhasil di sekolah.
NOTE : Dalam kerja sama yang benar, setiap anggota akan merasakan hasilnya, baik ataupun buruk.
By. Fanny
0 comments:
Post a Comment