Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ustadz, saya seorang mahasiswa semester VII Fakultas Teknik di sebuah PTN di Medan. Dalam menjalani perkuliahan saya mengalami banyak hambatan. Di antaranya masalah ekonomi, dan adanya perasaan bahwa jurusan yang sedang saya tempuh sekarang ini sebenarnya tidak nyambung dengan jiwa saya. Dulu karena ortu saya tidak sanggup membiayai saya untuk belajar di pesantren, terpaksa saya menempuh pendidikan di Tsanawiyah dan Aliyah Negeri yang sebenarnya tidak begitu intens dalam mendidik siswanya dalam masalah keagamaan.
Waktu kecil saya cukup berminat belajar agama dan ingin menjadi seorang yang ahli dalam ilmu agama dan bahasa Arab. Dalam fikiran saya, seandainya saya dulu melanjutkan pendidikan ke pesantren maka saat ini mungkin saya lebih mafhum dalam masalah agama dan bahasa arab.Terkadang karena kesulitan ekonomi yang cukup hebat ini, timbul dalam fikiran saya untuk berhenti saja kuliah dan kembali kepada cita-cita saya semula.
Saya sudah merasa cukup jenuh terus dicekoki dengan ilmu-ilmu keduniaan. Untuk menjalani perkuliahan ke depan, saya rasa lebih berat lagi tantangan yang harus saya hadapi daripada perkuliahan sebelumnya. Sebab masih cukup banyak praktikum dan mata kuliah saya yang belum lulus, sementara saya dikejar oleh deadline bahwa kalau 3 tahun lagi tidak tamat maka saya pasti kena DO.
Perlu Ustadz ketahui bahwa sewaktu tamat Aliyah dulu saya sempat menganggur 2 tahun,dan sekarang saya sudah 24 tahun. Pertanyaan saya:
1. Apakah saya telah bersalah karena telah lari dari cita-cita saya semula yang cukup mulia itu, sehingga sampai saat ini saya selalu mengalami kesulitan untuk meneruskan kuliah teknik saya.
2. Bagaimana pandangan Ustadz kalau seandainya saya berhenti saja dari kuliah dan belajar agama secara lebih intens.
3. Apakah ada semacam lembaga informal yang membuka khusus program belajar agama, menghafal Al-Qur'an dan Hadis serta belajar Bahasa Arab untuk orang seperti saya.
Lubis
Jawab:
Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa ba’d.
Seandainya kegamangan anda itu terjadi pada semester I atau II, mungkin secara pertimbangan masih wajar anda pindah kuliah. Sayangnya kini anda sudah pada semester VII, artinya anda tinggal 1 semester lagi untuk menyelesaikan kuliah bila berjalan normal.
Sekarang masalahnya apakah anda yakin bila banting setir bisa dipastikan anda akan berhasil dalam mempelajari ilmu-ilmu keislaman. Dan seberapa baik kualitas lembaga yang anda incar itu? Masalahnya kalau kualitas hanya biasa-biasa saja, jangan-jangan anda pun tidak mendapatkan cita-cita yang anda inginkan.
Dalam banyak kasus, lembaga yang kurang berkualitas biasanya hanya akan menghasilkan lulusan yang tanggung, alumnusnya kurang bisa bahasa arab kecuali hanya sebatas kulit terluarnya saja, tapi giliran disodorkan kitab berbahasa arab yang sesungguhnya, ketahuan bahwa belajar bahasa arabnya selama ini hanya sekedar formalitas belaka. Dan bila lembaga itu kurang berkualitas, biasanya mahasiswanya akan datang silih berganti. Yang baru datang dan yang lama sudah keburu bubar. Berapa banyak ma'had bahasa arab dan tsaqafah di negeri ini yang tidak menghasilkan apa-apa?
Belajar bahasa arab dan ilmu-ilmu keislaman tidak cukup hanya dengan sebuah kursus yang seminggu dua-tiga kali. Realita di lapangan menunjukkan kegagalan ma'had model kursus seperti ini. Bahkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di Jakarta pun sekarang sudah menutup kursus bahasa arab non intensif yang sore hari. Padahal ma'had ini cukup kondang dan telah menelurkan ratusan sarjana syariah yang menguasai bidangnya dengan cukup baik. Sebabnya adalah masalah klasik, yaitu murid program kursus itu datang silih berganti datang dan pergi. Sehingga tidak pernah sampai melahirkan mahasiswa yang menguasai bahasa arab secara serius. Kecuali mereka yang pindah ke kuliah di pagi hari dan belajar dengan sistem perkuliahan yang full time. Masuk kulah tiap hari Senin s/d Jumat dari jam 07.00 s/d jam 12.00. Tanpa kurikulum dan sistem demikian, kualitas mahasiswanya tidak bisa dipertanggung-jawabkan.
Jadi kalau anda sudah mendapat jaminan diterima kuliah di fakultas syariah baik di LIPIA, Madinah, Al-Azhar Mesir atau Universitas Islam 'ngetop' lainnya, bolehlah anda berpikir untuk pindah kuliah. Tapi kalau hanya sekedar ikut-ikutan kursus dengan meninggalkan kuliah teknik sekarang ini, sebaiknya lupakan saja niat itu dari pada anda menyesal nantinya.
Maka kami hanya memberi satu pesan saja: Kejar kuliah anda itu dengan niat jihad fi sabililah. Kalau anda ingin jihad, maka sekarang lah waktunya. Kejar IP anda yang ketinggalan seberat apapun tantangannya. Prioritaskan pengejaran ini dan lupakan sementara waktu segala macam kesibukan lainnya. Ilmu yang anda pelajari sekarang ini sama sekali bukan ilmu keduniaan, tetapi ilmu yang wajib dikuasai oleh umat Islam secara kifa'i. Anda bertanggung jawab kepada Allah dan umat ini bila sampai gagal menguasai bidang ilmu yang telah anda pelajari selama ini. Sebab ilmu ini sangat berguna untuk menyongsong kebangkitan umat Islam yang telah dijanjikan. Tidak semua anak generasi ini harus jadi ustaz. Sebaliknya, semua bidang ilmu harus dikuasai dengan sebaik-baiknya. Dan anda bertanggung-jawab atas penguasaan bidang teknik.
Semoga Allah SWT memudahkan jalan Anda dan memberikan kelapangan di dalam hati untuk tetap berjihad di bidang ilmu pengetahuan.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc
0 comments:
Post a Comment