Friday, April 23, 2010

MENILAI HASIL KERJA

Prakata : Berikut adalah renungan yang saya peroleh dari imel seorang teman. Semoga bermanfaat.

Seorang remaja putera masuk ke sebuah toko kelontong. Ia mengambil sekotak susu, lalu memencet tombol-tombol di hapenya. Si pemilik toko memerhatikan remaja itu. Kebetulan, si remaja putera ini menyalakan tombol speaker pada hapenya, sehingga si pemilik toko bisa mendengarkan dengan jelas percakapannya dengan seorang wanita.

Remaja : “Bu…dapatkah ibu memberiku pekerjaan untuk memotong rumput di halaman rumah ibu?”

Wanita : “Maaf, saya sudah punya orang yang memotong rumput di halaman rumah saya.”

Remaja : “Tapi, bu…saya bersedia dibayar setengah harga dari yang ibu bayarkan kepada orang itu.”

Wanita : “Ya, tetapi..saya sudah puas dengan hasil kerjanya.”

Remaja : “Saya juga akan memotong rumput di pinggir jalan rumah ibu, sehingga pada hari Minggu, ibu akan mempunyai halaman rumput dan jalanan yang terindah di kompleks tempat tinggal ibu.”

Wanita : “Maaf…saya tidak bisa mempekerjakanmu, nak.”

Pembicaraanpun berhenti sampai di situ. Si remaja putera tersenyum puas. Pemilik toko segera menghampirinya dan berkata :

“Nak, saya suka dengan kegigihanmu mencari pekerjaan. Dan..saya mau menawarkan pekerjaan untukmu.”

Remaja itu menjawab : “Oh..terima kasih, pak. Tetapi saya tidak butuh pekerjaan.”

Pemilik toko : “ Tapi…tadi kamu memohon pada ibu itu untuk bekerja sebagai pemotong rumput di halaman rumahnya?”

Remaja : “Tidak pak. Saya hanya ingin mengecek hasil kerja yang sudah saya lakukan. Sayalah orang yang sekarang ini sedang bekerja untuk ibu tersebut. Tadi,saya pura-pura jadi orang lain agar saya tahu kualitas pekerjaan saya.”

Bagaimana dengan kita? Seringkali kita tergoda untuk bekerja asal-asalan, yang penting tugas selesai. Kita tak pernah peduli dengan kualitas pekerjaan kita. Kita tidak berniat untuk mengecek dan memastikan apakah mutu pekerjaan kita sudah memuaskan si pemberi kerja atau belum. Malah kalau ada kesempatan, kita akan mengurangi mutu pekerjaan kita dengan pura-pura sibuk di dalam pekerjaan lain, atau kita cari waktu untuk mengerjakan hal-hal lain yang menyenangkan hati kita.

NOTE : TANGGUNG JAWAB KARYAWAN, TIDAK HANYA MENYELESAIKAN PEKERJAAN TETAPI MENYELESAIKANNYA DENGAN BAIK.

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila