Wednesday, March 24, 2010

BUDAYA TERLAMBAT

Sita dan Rini adalah dua orang gadis yang bersahabat baik. Mereka berjanji akan bertemu pukul 10.00 pagi untuk urusan gereja. Tapi, setelah ditunggu-tunggu, Rini tidak juga nongol. Sita mencoba menghubungi hape Rini, ternyata tidak aktif. Jam sudah menunjukkan pukul 12.00. Sita masih bersabar menunggu. Padahal dengan menunggunya, Sita terpaksa menelantarkan pekerjaan lainnya. Akhirnya, pukul 13.00 Rini menelpon, mengundurkan pertemuan mereka hingga waktu yang akan diberitahukan kemudian. Sita kesal sekali karena sudah membuang-buang waktu yang sebenarnya bisa digunakan untuk urusan lain.

Hal yang sama terjadi, di sebuah gereja. Kebaktian diadakan pukul 08.00, namun pada kenyataannya saat jarum jam menunjukkan pukul 08.00 hanya segelintir jemaat yang hadir. Mulai pukul 08.15 baru banyak yang datang hingga pukul 08.30. Alasan datang terlambat pun beraneka ragam. Mulai dari anak-anak yang kesiangan bangun, ban mobil kempes, baju lupa disetrika, dll. Tetapi, jika kejadiannya terus berulang setiap minggu, maka itu berarti kebiasaan yang sudah menjadi karakter. Karakter yang selalu datang telat.

Memang, jika untuk kepentingan dan kenyamanan diri sendiri, kita tidak pernah terlambat, malah kita datang lebih awal, bahkan orang lain pun disalip. Ketika mau nonton bioskop, setengah jam sebelumnya kita sudah duduk di depan loket. Ketika Manchester United mau berkunjung ke Indonesia, tiketnya sudah banyak terjual jauh-jauh hari. Kita juga rela menunggu di salon kecantikan selama sejam. Ketika pergi makan di restoran, kita rela jam makan dimajukan agar tidak kehabisan tempat. Tetapi ketika ada janji meeting untuk urusan gereja, jadwal piket di sekolah, meeting di kantor, mendadak sontak degup jantung menjadi lebih lamban, otot-otot kita menjadi kaku dan membuat kita berlambat-lambat.

Dalam hidup ini, kita seharusnya menghargai kepentingan orang lain juga. Jika kita terlambat, ada banyak orang yang dirugikan, selain diri kita sendiri.

NOTE : BUDAYA BERLAMBAT-LAMBAT SELAIN MERUGIKAN DIRI SENDIRI, JUGA MERUGIKAN ORANG LAIN DAN ORGANISASI.

By Fanny

Artikel Bersangkutan

0 comments:

 
Indonesia dulu dikenal sebagai bangsa yang toleran dan penuh sikap tenggang rasa. Namun, kini penilaian tersebut tidak dapat diamini begitu saja, karena semakin besarnya keragu-raguan dalam hal ini. Kenyataan yang ada menunjukkan, hak-hak kaum minoritas tidak dipertahankan pemerintah, bahkan hingga terjadi proses salah paham yang sangat jauh.
free counters

Blog Archive

Seseorang yang mandiri adalah seseorang yang berhasil membangun nilai dirinya sedemikian sehingga mampu menempatkan perannya dalam alam kehidupan kemanusiaannya dengan penuh manfaat. Kemandirian seseorang dapat terukur misalnya dengan sejauh mana kehadiran dirinya memberikan manfaat kearah kesempurnaan dalam sistemnya yang lebih luas. Salam Kenal Dari Miztalie Buat Shobat Semua.
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di DadakuTopOfBlogs Internet Users Handbook, 2012, 2nd Ed. Avoid the scams while doing business online

Kolom blog tutorial Back Link PickMe Back Link review http://miztalie-poke.blogspot.com on alexa.comblog-indonesia.com

You need install flash player to listen us, click here to download
My Popularity (by popuri.us)

friends

Meta Tag Vs miztalie Poke | Template Ireng Manis © 2010 Free Template Ajah. Distribution by Automotive Cars. Supported by google and Mozila